Powered By Blogger

Minggu, 09 Desember 2012

Pray...


PRAY...
 Andreas Dwi Chrisdiantoro_ STTIA Surabaya

 Foto ini adalah foto saya sewaktu pergi ke Taman Raya di Bali...
Saya rindu sekali bisa berdua dengan Yesus di sana... Suasana tempat begitu mendukung untuk bisa berdoa... 
Saya ingat waktu saya pertama kali jatuh cinta dengan-Nya...
Selalu saya pengen untuk berdua dengan-Nya...

Apa yang kita lakukan di tempat-tempat yang sunyi???
Apakah kita kedapatan lagi berdoa??? ato lagi pacaran???
Ato juga lagi ngelakuin hal yang ga baik???
.... berikanlah waktu untuk berlutut dan berdoa dengan-Nya...
Berdualah dengan Yesus dan nikmatilah Damai Sejahtera yang tak bisa dunia berikan kepada Anda...

I Love Jesus...

Rabu, 10 Oktober 2012

TABUT PERJANJIAN


 1.        

    TABUT PERJANJIAN
    By: Andreas Dwi Chrisdiantoro_STTIA

   Pengamatan
P      Perintah
·         Perintah Tuhan kepada Musa (Exs. 25:10).
·         Bezaleel (dibantu Aholiab)  melaksanakan perintah Tuhan melalui perantaraan Musa(Exs.37:1).
2.       Bahan + ukuran
·         Tabut Perjanjian :
-          Dari kayu penaga (Exs.25:10);
2,5 hasta panjangnya.
1,5 hasta lebarnya.
1,5 hasta tingginya.
Dari Emas Tempaan (Kerub-kerub).
3.       Cara Pembuatan
·         Disalut dengan emas murni dari dalam dan dari luar
Dan di atasnya dibuat bingkai emas sekelilingnya (Exs. 25:11).
·         Di tuang empat gelang emas untuk tabut itu
Dan dipasang gelang itu pada keempat penjurunya, dua gelang pada rusuknya yang satu dan
 dua gelang pada rusuknya yang kedua (Exs.25:12).
·         Di buat kayu pengusung dari kayu penaga dan disalut dengan emas (Exs.25:13).
dimasukkan kayu pengusung itu ke dalam gelang yang ada pada rusuk tabut itu,  supaya dengan itu tabut dapat diangkut (Exs.25:14).
Kayu pengusung itu haruslah tetap tinggal dalam gelang itu,
tidak boleh dicabut dari dalamnya.
4.       Tempat pembuatan dan posisi
-          Dibuat di padang gurun sinai ,dan Tabut Perjanjian di letakkan di Kemah suci tepatnya di Ruang Mahasuci (Exs.25:10-22; 37:1-9; 40:3).

5.       Alasan dibuat.
Karena Tabut Perjanjian merupakan tempat dimana Allah akan berbicara kepada Musa tentang segala sesuatu untuk disampaikan kepada orang Israel (Exs.25:22) dan supaya Allah berdiam di tengah-tengah mereka (Exs. 25:8).
                                                                                                                                              
 
 PENAFSIRAN
 
1.       Perintah Tuhan kepada Musa
 Allah selalu mendorong, menggerakkan hamba-hamba-Nya untuk melakukan pekerjaan Tuhan dan hamba yang telah dipilihNya sebagai salah satu alatNya untuk membawa setiap umatNya semakin dekat pada Tuhan (beribadah) dan memuliakan-Nya è Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Rm.11:36), dan Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan...(Rm.8:28).

2.       Bezaleel dipilih Tuhan untuk melaksanakan perintah Musa yang adalah perintah langsung Tuhan juga.
Bezaleel telah ditunjuk Tuhan sebagai salah satu orang yang memiliki keahlian dan pengertian dan pengetahuan dalam segala macam pekerjaan, terkhusus dalam hal membuat perkakas Kemah Suci è Tuhan rindu setiap karunia dan talenta yang dimiliki orang-orang percaya dapat dipakai/digunakan untuk melakukan pekerjaan yang baik (melayani Tuhan) sehingga menjadi berkat bagi orang banyak sehingga nama Tuhan dipermuliakan; Ada banyak rupa-rupa karunia dan ada juga rupa-rupa pelayanan tetapi Allah adalah Pribadi yang mengerjakan semuanya dalam semua orang (1 Kor.12:4-6).
Bezaleel adalah seorang yang taat dan tidak menolak dengan tanggung jawab yang diberikan Musa, dia menghargai dan menghormati Musa sebagai hamba Tuhan yang diurapi Tuhan—Yesus juga Hamba yang taat, rendah hati, setia dan sangat menghormati orang-orang di sekelilingnya sekalipun lebih muda dari-Nya

3.       Di antara kedua kerub (terbuat dari emas) yang di atas tabut hukum itu Allah berbicara (Exs. 25:22).
Emas itu sangatlah mahal dan berhargaè ini menggambarkan bahwa pengorbanan Yesus di kayu salib sangat mahal dan berharga sehingga tidak bisa digantikan dengan apapun (1 Ptr.1:18-19).
Di Kerub (yang terbuat dari emas yang mahal) itu Allah berbicara kepada umatNya è Darah Yesus yang mahal membuka hubungan, sehingga kita dapat beribadah kepada Tuhan Allah (Ibr.9:14).


PENERAPAN 
 
 1.       Bersyukur kepada Tuhan.
2.       Saya adalah manusia yang berdosa dan karna kemurahan Tuhan (Dia menebus dosaku), saya diubahkan, sekarang dipanggil untuk menjadi pelayan Tuhan dan melakukan pekerjaan Tuhan—sekarang saya akan berusaha menggunakan kesempatan/waktu yang ada untuk semakin giat/bersemangat memberitakan Injil terkhusus bagi mereka yang belum mengenal Yesus; terutama juga bagi sanak saudara yang belum percaya dan semakin sungguh-sungguh dalam belajar secara akademis di kampus dengan hidup penuh ucapan syukur dan taat.
3.       Berusaha mengembangkan segala talenta yang ada untuk menjadi berkat bagi orang-orang disekitar, untuk melayani; berusaha membagikan pengetahuan/keahlian yang ada untuk mendidik/membantu orang lain; contoh berusaha mengajari temen main musik.
4.       Tidak menyombongkan diri atas talenta yang dimiliki.
5.       Berusaha untuk hidup kudus sebagai orang muda.
6.       Saya harus hidup akrab dengan Tuhan (berdoa, baca Firman Tuhan, memuji-muji Tuhan) tanpa di batasi ruang dan waktu; bisa di kamar, di kampus, di gereja, dan dimanapun...
7.       Berusaha menghormati, menghargai otoritas pemimpin di sekitar saya (seperti Ketua Kelas, Rektor, Bingsis, Orang Tua, Dosen, Pemimpin rohani/Gembala Sidang)è Bezaleel dan Aholiab tidak menolak tanggung jawab yang dipercayakan Musa dari Tuhan.
8.       Memohon kepada Roh Kudus agar memampukan saya untuk melakukan semua hal yang di atas tersebut.

MARTIR


MARTIR DALAM SEJARAH GEREJA
 By: Andreas Dwi Chrisdiantoro_STTIA Surabaya
Bab I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah

Jika menengok ke be1akang sepanjang sejarah gereja, kita bisa melihat bahwa kata-kata Yesus telah digenapi di setiap abad - sejarah gereja yang mulia membuktikan firmanNya.Pertama, tanpa diragukan ada gereja Kristus yang sejati dalam dunia ini. Kedua, setiap tingkat pemimpin keagamaan dan sekuler beserta bawahan mereka secara terbuka serta dengan kekuatan penuh dengan setiap sarana yang licik dan penuh tipu daya dalam tindakan mereka, mencela serta menganiaya gereja yang benar itu. Ketiga, gereja telah bertahan dan memegang kesaksian mereka tentang Kristus melalui setiap serangan yang dilakukan terhadapnya. Perjalanan gereja menembus badai yang disebabkan oleh kemarahan dan kebencian yang hebat sangat mulia untuk dilihat serta banyak kisah sejarahnya telah dicatat sehingga karya Allah yang ajaib hanya bagi kemuliaan Kristus dan pengetahuan tentang pengalaman para martir gereja bisa memberikan dampak yang positif bagi para pembacanya serta memperkuat iman mereka.
Sebagian besar dari kita mungkin telah menikmati keuntungan atau kenyamanan sebagai umat Kristiani sehingga kita seringkali melupakan orang-orang percaya yang penuh keberanian yang sedemikian banyak telah mempertaruhkan hidupnya demi Kekristenan. Darah para martir/saksi itu telah mengairi ladang, menghasilkan tuaian, dan mempercepat pertumbuhan kekristenan di seluruh dunia.

“.. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.” (Yoh.15:20)
2.      Definisi
Martir adalah orang yang rela menderita atau mati daripada menyerah karena mempertahankan agama atau kepercayaan; orang yang mati dalam memperjuangkan kebenaran agama.[1]
Seorang martir adalah seseorang yang meninggal karena imannya.[2] Santo Agustinus pernah berkata bahwa, “ Penyebablah, bukan penderitaan, yang menjadikan seseorang menjadi martir yang sejati,” Martir dalam bahasa Yunani berarti “seseorang yang mengingat, dan yang memiliki pengetahuan tentang kebenaran tersebut”. Secara literal berarti seorang “saksi”. Konsep martir berkembang dalam Perjanjian Baru sebagai seseorang yang dapat memberikan kesaksian mengenai kehidupan dan kuasa Yesus Kristus. “Yohanes datang sebagai saksi (Yun : marture/w = marturia) untuk memberi kesaksian tentang Terang, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya” (Yoh.1:7)
Dalam Agama Katolik Roma, "Martir" adalah Seseorang Yang Berani Berjuang Hingga Mati Demi Membela Iman dan Kepercayaannya Terhadap Yesus Kristus.


 
Bab II
LANDASAN TEOLOGIS

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi (Yun: martuz =martus)-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis.1:8).

2.1  Secara Etimologi
Kata “saksi” berasal dari bahasa Yunani, Martus[3] berarti saksi. Istilah ini pertama kali dikenakan pada rasul sebagai saksi kehidupan dan kebangkitan Kristus (Kis.1:8, 22). Saksi/ kesaksian, Ibrani 'ana (harfiah,'menjawab'), Yunani 'martureo', dan kata-kata yg berakar padanya martus, marturia dan marturion.[4] Saksi ialah orang yg memberi kesaksian tentang sesuatu yg ia sendiri telah melihatnya. Kesaksian adalah tanggung jawab berat, teristimewa dalam kasus yg diancam dengan hukuman mati. Apabila terbukti tertuduh bersalah, maka para saksi memimpin regu pelaksana hukuman mati itu (lihat Kisah 7:58 ).
Para rasul adalah saksi-saksi utama tentang hidup dan kebangkitan Kristus (Yohanes 21 :24; Kisah 1 :22; 2 Ptr 1 :6). Dalam gereja purba kata Yunani "martus" menjadi terbatas, terutama untuk menyebut mereka yg setia kepada imannya kendati sampai mati sekalipun. Penggunaan kata itu dalam arti demikian dikenal di Indonesia sebagai martir. Dalam dunia Kristen modern, 'kesaksian' berarti cerita tentang apa yg dikerjakan Kristus atas hidup seseorang, menjadi pengalaman pribadi orang itu.[5]




Bab III
KISAH PARA MARTIR DARI ZAMAN MURID TUHAN YESUS SAMPAI ZAMAN PENGANIAYAAN PAUS DAN IKUISISI DI SPANYOL

3.1       Beberapa Kisah Para Martir di Zaman Murid Tuhan Yesus.

Orang pertama yang menderita bagi gereja adalah Yesus sendiri, Yesus sebagai inspirasi dan sumber semua kemartiran. Kisah penderitaan dan penyaliban - Nya dikisahkan dalam Alkitab dengan sangat baik sehingga kita tidak perlu menuliskannya di sini. Cukup dikatakan bahwa kebangkitan-Nya setelah itu mengalahkan niat orang-orang Yahudi dan memberikan keberanian serta arah yang baru; dan menyegarkan bagi murid-rnurid-Nya. Dan setelah mereka menerima kuasa Roh Kudus pada hari Pentakosta, mereka selanjutnya dipenuhi dengan keyakinan dan keberanian yang mereka butuhkan untuk memberitakan nama-Nya. Keyakinan dan keberanian mereka yang baru, benar-benar membingungkan para pemimpin Yahudi serta mengejutkan semua orang yang mendengarnya.
·         Stefanus, martir pertama dengan dilempari batu sampai mati karena kesaksiaannya tentang Yesus Kristus (Kisah Rasul 7:58-60). Stefanus dikenal sebagai Protomartyr[6] (atau martir pertama) dalam Kekristenan, dihormati sebagai seorang santo dalam Gereja Katolik serta Gereja Ortodoks. Nama Stefanus berasal dari Bahasa Yunani Stephanos, artinya "mahkota.[7].  Kisah Para Rasul pasal 6 mengisahkan bagaimana Stefanus diadili oleh Sanhedrin dengan dakwaan hujat terhadap Nabi Musa dan Allah (Kis.6:11) serta berkata-kata menentang Bait Allah dan Hukum Taurat (Kis.6:13-14).
  • Rasul Yakobus anak Zebedeus dipenggal kepalanya sekitar tahun 44 Masehi oleh Herodes Agripa I, Raja orang Yahudi.
  • Rasul Filipus, tepat 10 tahun setelah kematian Yakobus, pada tahun 54 M Rasul Filipus dikatakan te1ah dihukum cambuk dan dilemparkan ke dalam penjara serta kemudian disalibkan di Hierapolis di Phrygia.
  • Matius, Beberapa tulisan mengatakan bahwa ia direbahkan di tanah dan dipancung kepalanya dengan halberd (atau halbert, senjata abad ke 15 atau ke-16 yang memiliki mata pisau seperti kapak dan ujung logam yang runcing pada ujung batangnya yang panjang) di kota Nadabah (atau Naddayar), Ethiopia, sekitar tahun 60 M.
  • Yakobus (saudara Yesus dan penulis surat Yakobus). Waktu dan cara kematiannya, yang tepat, tidak diketahui dengan pasti meskipun dipercaya itu terjadi pada tahun 66 M. Menurut Flavius Josephus, ahli sejarah Yahudi, imam besar Ananus memerintahkan agar Yakobus dihukum mati dengan dirajam batu.
  • Matias, dipilih untuk menggantikan tempat Yudas Iskariot, hampir tidak ada sesuatu yang diketahui tentangnya. Dikatakan bahwa ia dirajam batu di Yerusalem dan kemudian dipancung.
  • Rasul Andreas disalibkan dengan salib membentuk huruf "X". Tradisi mengatakan bahwa ia memberitakan Injil kepada banyak bangsa Asia dan menjadi martir di Edessa.
  • Markus, tradisi mengatakan bahwa ia diseret sampai tubuhnya terkoyak-koyak oleh orang Alexandria ketika ia berbicara menentang perayaan yang khidmat untuk berhala Serapis mereka.
  • Rasul Petrus disalibkan dengan posisi kepala di bawah oleh Kaisar Nero di Roma, sekitar tahun 64 - 67 Masehi.
  • Rasul Yohanes, penulis kitab Wahyu, dibuang di pulau Patmos zaman pemerintahan Kaisar Nero.
  • Rasul Bartolomeus dan Natanael, meninggal dengan dikuliti hidup-hidup lalu dipenggal kepalanya.
  • Rasul Thomas memberitakan Injil di Persia (termasuk Irak modern dan Iran), lalu ke India selatan, meninggal dunia dengan ditusuk tombak.
  • Rasul Paulus dipenggal kepalanya oleh Kaisar Nero. Ia dibawa ke tiang eksekusi dan dipancung. Hal itu terjadi pada tahun 66 M, tepat empat tahun sebelum Yerusalem jatuh.

Gambar Peta yang menunjukkan murid-murid Tuhan Yesus mati martir :


 










        Sumber: http://www.ccel.org

3.2. Awal Penganiayaan Terhadap Gereja (54-304 M)

1.      Penganiayaan pertama, di bawah Kaisar Nero (54-68 M).
Bersama dengan Paulus dan Petrus, beberapa dari 70 utusan yang diangkat Yesus (Lukas 10:1) menjadi martir juga. Di antara mereka adalah Erastus, bendahara di Korintus (Roma 16:23); Aristarkhus dari Makedonia (Kisah Para Rasul 19:29); Trofimus dari Efesus (Kisah Para RasuI21:29); Barsabas, yang disebut juga Yustus (Kisah Para Rasul 1 :23); dan Ananias, Uskup Damaskus, yang diutus Tuhan kepada Saulus (Kis.9:10).


2.      Penganiayaan kedua, di bawah Pemerintahan Domitian (81-96 M).
Domitian adalah orang yang kejam, yang membunuh saudaranya sendiri dan melakukan penganiayaan kedua terhadap orang-orang Kristen. Dalam kebenciannya, Domitian mengeluarkan perintah "Bahwa tidak ada orang Kristen, yang pernah dibawa ke depan pengadilan, yang boleh dibebaskan dari hukuman tanpa menyangkal agamanya."
Martir selama zaman ini yang sangat kita kenal adalah Timotius, yang merupakan murid Rasul Paulus terkenal serta penilik gereja di Efesus sampai tahun 97 M. Pada tahun itu, orang-orang kafir di Efesus sedang merayakan upacara yang disebut "Catagogion." Ketika Timotius melihat upacara kafir itu, ia menghalangi jalan mereka serta dengan tegas menegur mereka atas penyembahan berhala yang mereka lakukan. Keberaniannya yang kudus membuat marah orang-orang kafir itu, akibatnya mereka menyerangnya dengan pentung dan memukulinya dengan kejam sehingga ia mati karena luka-lukanya dua hari kemudian.
3.      Penganiayaan ketiga, di bawah Kaisar Trajan (98-117 M)
Dalam penganiayaan yang ketiga, Pliny, yang dikenal sebagai "si kecil," seorang konsul dan penulis Romawi, merasa kasihan terhadap orang-orang Kristen yang dianiaya lalu menulis surat kepada Trajan, agar meyakinkannya bahwa ada ribuan orang Kristen yang telah dibantai setiap hari yang tidak melakukan apa pun yang bertentangan dengan hukum Romawi.
Selama penganiayaan ini, pada tahun 110 M, Ignatius, yang adalah penilik gereja di Antiokhia, ibukota Syria, tempat murid-murid pertama disebut orang Kristen (Kis.11:26) dikirim ke Roma karena ia mengaku mempercayai dan mengajarkan Kristus. Dikatakan bahwa ketika ia berjalan melewati Asia, sekalipun dijaga oleh para prajurit, ia menyampaikan firman Allah di setiap kota yang mereka lalui, dan mendorong serta meneguhkan gereja-gereja. Ketika berada di Smirna, ia menulis kepada gereja di Roma dan mengimbau kepada mereka untuk tidak berusaha melepaskannya dari kemartiran karena mereka akan menghilangkan hal yang sangat ia rindukan dan harapkan.
4.      Penganiayaan keempat, di bawah Kaisar Marcus Aurelius Antoninus  (162–180 M)
·         Ketika Germanicus, seorang Kristen sejati yang masih muda diserahkan kepada singa yang buas karena kesaksian imannya, ia bersikap begitu penuh keberanian sehingga beberapa orang kafir bertobat pada iman yang memuneulkan keberanian semacam itu.
·         Polikarpus, seorang murid Rasul Yohanes dan penilik gereja di Smirna. Ia mendengar bahwa para prajurit menearinya lalu berusaha me1arikan diri, tetapi ia ditemukan oleh seorang anak. Setelah memberi makan para penjaga yang menangkapnya, ia meminta waktu satu jam untuk berdoa dan permintaannya dikabulkan mereka. Ia berdoa dengan begitu tekun sehingga para penjaga itu meminta maaf kepadanya karena mereka ditugaskan untuk menangkapnya. Namun, ia akhirnya dibawa ke depan gubernur dan dihukum bakar di tengah pasar.
·         Felicitatis, seorang wanita kaya dari ke1uarga Romawi yang terkenal, seorang Kristen yang saleh dan setia. Ia memiliki tujuh anak yang juga adalah orang Kristen yang setia. Mereka semua menjadi martir.
·         Januarius, anaknya yang tertua, dicambuk, dan ditekan dengan beban yang berat sampai mati. Felix dan Philip, dua anak berikutnya, otaknya terlempar ke1uar ketika dipukul dengan pentung. Silvanus, anak keempat, dilemparkan dari tebing yang euram. Ketiga anak yang paling muda, Alexander, Vitalis, dan Martial, dipancung dengan pedang. Felieitatis kemudian dipancung dengan pedang yang sama.
·         Justinus, teolog Yunani yang mendirikan sekolah filsafat Kristen di Roma dan menulis Apology dan the Dialogue,juga menjadi martir se1ama masa penganiayaan ini.
·         Sanctus, diaken dari Vienna, bagian tubuhnya yang paling lunak ditempeli plat tembaga panas menyala dan dibiarkan di sana sampai seluruh tulangnya terbakar
·         Blandina seorang wanita Kristen yang postur tubuhnya lemah sehingga ia dipandang tidak akan mampu menjalani siksaan, tetapi ketabahannya sangat luar biasa sehingga penyiksanya menjadi kecapaian dengan pekerjaan mereka yang jahat.
5.      Penganiayaan kelima, di bawah  Kaisar Lucius Septimus Severus (193-211 M)
·         Victor, Uskup Roma, menjadi martir pada tahun 201 M Leonidus, ayah Origen, filosof Kristen Yunani yang terkenal atas penafsirannya terhadap Perjanjian Lama, dipancung.
·         Plutarchus, Serenus, Heron, dan Herac1ides dipancung. Seorang wanita bernama Rhais dituangi aspal yang mendidih di atas kepalanya dan kemudian dibakar, seperti juga ibunya, Marcella.
·         Irenaeus (130-202 M), bapa Gereja Yunani dan Uskup Lyons, dilahirkan di Yunani dan menerima pendidikan sekuler maupun Kristen. Dipercaya bahwa ia menulis kisah penganiayaan di Lyons. Ia dipancung pada202 M.
·         Erpetua, seorang wanita yang te1ah menikah yang masih menyusui bayinya; Felicitas, yang pada saat itu sedang hamil, dan Revocatus dari Kartago, seorang budak yang sedang diajar prinsip-prinsip kekristenan. Tahanan lainnya yang menderita pada saat yang sama adalah Saturninus, Secundulus, dan Satur.
6.      Penganiayaan keenam, di bawah Kaisar Marcus Clodius Pupienus Maximus (164-238 M)
·         Pammachius dan keluarganya serta 42 orang Kristen lainnya dipancung pada hari yang sama lalu kepala mereka dipertontonkan di pintu gerbang kota. Imam Kristen, Calepodius, diseret sepanjang jalan-jalan Roma
7.      Penganiayaan ketujuh, di Bawah Kaisar Decius (249-251 M)
Penganiayaan ini dimulai oleh Decius karena kebenciannya kepada pendahulunya Philip, yang dipercaya adalah seorang Kristen, dan oleh kemarahannya karena kekristenan berkembang dengan sangat cepat dan dewa-dewa kafir mulai ditinggalkan. Oleh karena itu ia memutuskan untuk menyingkirkan agama Kristen beserta semua pengikutnya. Penduduk Roma yang kafir sangat antusias untuk mendukung keputusan Decius dan memandang bahwa pembunuhan orang-orang Kristen akan bermanfaat bagi kekaisaran. Se1ama penganiayaan ini,jumlah para martir begitu banyak sehingga tidak bisa dicatat oleh seorang pun juga. Di bawah ini ada beberapa nama mereka : Peter, Nichomachus yang terkenal karena memiliki kualitas mental dan tubuh yang kuat, menolak untuk mempersembahkan kurban bagi Dewi Venus ketika ia disuruh melakukannya, Andrew dan Paul adalah dua orang Kristen yang menjadi ternan Nichomachus, berpegang erat pada Kristus dan dirajam dengan batu sampai mati ketika mereka berseru kepada Penebus mereka yang diberkati, Alexander dan Epimachus (Di Alexandria), Trypho, dan Respisius (di Nice), Tujuh prajuritnya yang adalah orang Kristen menolak untuk me1akukannya dan dimasukkan ke dalam penjara. Mereka adalah: Konstantinus, Dionysius, Joannes, Malchus, Martianus, Maximianus, dan Seraion.
8.      Penganiayaan kedelapan, di Bawah Kaisar Valerian (253-260 M)
Penganiayaan ini dimulai pada bulan keempat pada tahun 257 M dan berlangsung se1ama tiga setengah tahun. Jumlah martir dan tingkat penyiksaannya sarna seperti penganiayaan sebelumnya.
9.      Penganiayaan kesembilan di Bawah Aurelian (Lucius Domitius Aurelianus) (270-275 M)
Ahli sejarah mengenal Aurelian sebagai Kaisar Roma yang mengendalikan kaum barbar di seberang Sungai Rhine ke bawah pengawasan kekaisaran dan merebut kem¬bali Inggris, Prancis, Spanyol, Syria, dan Mesir menjadi bagian kekaisaran. Orang-orang Kristen mengenalnya sebagai seorang barbar lain dan penganiaya gereja Yesus Kristus. Penilik gereja di Roma, Felix, merupakan martir pertama selama pemerintahan Aurelian. Felix dipancung di tahun 274 M.
10.  Penganiayaan kesepuluh, di Bawah Diocletian (284-305 M)
Penganiayaan sebelumnya hanya merupakan pendahuluan untuk penganiayaan di bawah Diocletian - ini adalah yang terburuk dari semuanya. Keinginannya untuk menghidupkan kembali agama kafir Roma kuno bukan hanya menuntun pada penganiayaan orang-orang Kristen, melainkan juga merupakan penganiayaan yang paling utama di kekaisaran Romawi.
Pada awal pemerintahannya, Diocletian bersikap lunak kepada orang-orang Kristen. Namun, beberapa orang dibunuh sebelum penganiayaan yang besar meledak.

3.3       Konstantinus Agung (Kaisar Romawi : 306-337 M).
Tiga peristiwa penting menandai pemerintahan Konstantinus. Ia merupakan kaisar Romawi Kristen pertama, ia membuat agama Kristen sebagai agama resmi dan ia mendirikan kota Konstantinopel. Konstantinopel menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Timur dan menjadi simbol kemenangan Kristen. Konstantinus mati pada tanggal 22 Mei 327. Sebelum kematiannya, ia membagi kekaisaran Romawi di antara ketiga anaknya yang masih hidup.
Ketika Konstantinus pertama kali menjadi kaisar di Barat, ia menghadapi banyak masalah dengan orang-orang lain yang juga merasa berhak atas takhtanya. Maximian telah mundur sebagai kaisar dan anaknya, Maxentius, dipilih menjadi kaisar Romawi oleh tentara. Senat Romawi sangat takut terhadap Maxentius dan mereka ragu-ragu untuk melawannya. Maxentius memerintah di Roma dengan kejahatan yang tidak bisa ditolerir. Ia bersikap seperti itu sehingga banyak orang memandangnya sebagai Firaun atau Nero lainnya karena ia menghukum mati banyak orang terhormat dan merampas harta mereka. Sering kali ia meledak-ledak kemarahannya dan memerintahkan kepada para prajuritnya untuk membunuh sejumlah besar penduduk Romawi.
Ketika kedua pasukan terlibat peperangan, tentara Maxentius tidak mampu menahan kekuatan yang baru ditemukan tentara yang berperang di bawah panji-panji salib itu, dan ia dan tentaranya terdesak masuk ke kota. Dalam ketergesaan mereka untuk melarikan diri dari kehebatan serangan Konstantinus, mereka berusaha menyeberang jembatan yang mereka buat untuk menjebak tentara Konstantinus dan mereka terperangkap sendiri. Jembatan sementara itu jatuh, terguling, dan menjatuhkan banyak tentara; Maxentius dan kudanya ke dalam sungai dan persenjataannya yang berat menariknya ke bawah lalu membenamkannya. Seolah-olah kejadian tentara Firaun yang

3.4       Penganiayaan Selama Seribu Tahun Masa Damai (Sekitar 320-1079 M)
Oleh karena penganiayaan selama seribu tahun ini terpisah dan tersebar luas, kita hanya memiliki sedikit catatan tentang orang-orangyang menjadi martir bagi Kristus. Namun, masing-masing menceritakan kisah penderitaan dan kesengsaraan yang sama, dan pada akhirnya kematian karena kasih mereka kepada Tuhan dan iman kepada-Nya. Tentu saja Dia tetap menyertai mereka tidak peduli di mana pun mereka menderita, memberikan kekuatan dan kesabaran kepada mereka untuk bertahan sampai mereka masuk kemuliaan yang kekal, seperti halnya Dia bertahan dan sekarang menunggu semua orang yang mati dalam nama-Nya dengan tangan terbuka. Di bawah ini ada beberapa kisah dan tempat mereka meninggal.
·         Persia: Sekitar 320 M
Orang-orang Kristen adalah musuh-musuh negara dan berkomunikasi dengan orang-orang Romawi, yang merupakan musuh Persia yang dibenci. Hampir setiap perang dengan Romawi selalu berakhir dengan tragis bagi orang-orang Persia. Sapores segera memerintahkan agar orang-orang Kristen dianiaya di seluruh kekaisarannya. Jadi, banyak tokoh di gereja dan pemerintahan di Persia yang saleh segera ditangkap dan dibunuh sebagai martir.
·         Mesir: Sekitar 325-340 M
Kaum Arian meningkat kekuasaannya dan mulai menganiaya orang-orang Kristen Ortodoks; maksudnya, orang-orang Kristen yang berpegang pada iman ten tang keilahian Kristus.
·         Romawi: 361 M
Pada tahun 361 M, Konstantinus II mati, digantikan oleh Julian, yang memerintah sebagai kaisar Romawi selama dua tahun. Meskipun dibesarkan dalam iman Kristen, Kaisar Julian menyangkal kekristenan dan menyatakan bahwa ia seorang kafir. Pada masa ini uskup Arezzo di Italia, Donatus, Hilarinus, Gordian disiksa dan dieksekusi.
·         Ancyra atau Ankara, Turki: 362 M
Uskup Basil dimasukkan ke dalam penjara karena menentang kekafiran dengan gigih. Uskup itu menubuatkan kematian Kaisar dan berkata bahwa ia akan disiksa dalam kekekalan. Julian menjadi marah ketika mendengar hal ini dan memerintahkan agar daging Basil dicabik setiap hari di tujuh tempat berbeda sampai kulit dan dagingnya tidak memiliki tempat yang tidak robek. Namun sebelum hal itu terjadi, Basil sudah mening¬gal karena luka-lukanya yang sangat parah.
·         Polandia: 1079 M
Bolislaus, yang adalah raja Polandia kedua, seorang yang ramah, tetapi memiliki hati yang kejam. Ia segera dikenal atas tindakannya yang sadis. Stanislus, Uskup Cracow di Sungai Vistula, dengan berani menceritakan kesalahan raja dalam percakapan pribadinya dengan sang raja dengan harapan bahwa ia dapat menghentikan kekejamannya terhadap rakyatnya.
Penganiayaan terhadap orang-orang Kristen terjadi secara tak teratur selama hampir seribu tahun, tetapi kemudian iblis sekali lagi mengikatkan dirinya di Romawi dan mengirim para pekerjanya keluar dalam usaha sistematis lainnya untuk menghancurkan gereja. Hanya kali ini penganiayaan tidak datang dari orang-orang kafir, melainkan dari orang-orang yang menyebut diri mereka sendiri sebagai orang Kristen dan yang tindakannya yang penuh kemarahan dan sadis terhadap orang-orang yang berpaut pada iman kepada Kristus, jauh lebih hebat daripada imajinasi orang-orang kafir yang paling liar.

3.5       Penganiayaan oleh Paus & Inkuisisi (1208-1834)
3.5.1 Penganiayaan oleh Paus
            Selama beberapa abad Gereja Roma mengamuk di seluruh dunia seperti binatang buas yang kelaparan dan membunuh ribuan orang yang percaya kepada Kristus yang sejati, menyiksa, dan memotong tangan atau kaki ribuan orang lagi. Ini merupakan "Zaman Kegelapan" gereja. Kelompok Waldenses di Prancis merupakan korban pertama amukan penganiayaan Paus.

3.5.2 Kelompok Waldenses
Sekitar tahun 1173, Peter Waldo, atau Valdes, seorang pedagang Lyon yang kaya, yang terkenal karena kesalehan dan pengetahuannya. Ia penentang yang kuat terhadap kemakmuran dan penindasan paus. Sejumlah besar orang yang telah mengalami pembaruan di Prancis bergabung dengannya - mereka kemudian dikenal sebagai kelompok Waldenses. Waldo berusaha menyadarkan paus karena ia berpikir bahwa paus bisa memengaruhi gereja di Roma, tetapi ia justru dikucilkan karena dianggap bidat pada 1184. Tahun 1211, delapan puluh pengikut Waldo ditangkap di kota Strasbourg, diperiksa oleh penyidik yang ditunjuk oleh Paus dan dibakar di tiang.

3.5.3  Inkuisisi[8] di Spanyol
Selama masa Inkuisisi di Spanyol diperkirakan ada sekitar 32.000 orang, yang kesalahannya tidak lebih dari tidak sepaham dengan doktrin paus, atau yang te1ah dituduh melakukan kejahatan takhayul, yang disiksa kemudian dibakar hidup-hidup.
Pada tahun 1479 karena desakan penguasa Gereja Roma di Spanyol, Ferdinand II dari Aragon, dan Isabella I dari Castile, Paus Sixtus IV membentuk Inkuisisi Spanyol yang independen yang dipimpin oleh dewan tinggi dan pelaksana Inkuisisi Agung.
Pada 1487 Paus Innocentius VIII menunjuk rahib Dominikan Spanyol, Tomas de Torquemada, sebagai pelaksana Inkuisisi Agung. Di bawah kekuasaannya, ribuan orang Kristen, Yahudi, Muslim, penyihir yang dicurigai, dan orang-orang lainnya terbunuh dan disiksa. Orang-orang yang berada dalam bahaya terbesar karena Inkuisisi adalah kaum Protestan dan Alumbrados (penganut mistik di Spanyol).
Meskipun akhirnya ada penurunan dalam kekejamannya, Inkuisisi masih tetap bekerja dalam satu bentuk atau bentuk lainnya sampai awal abad ke-19 - 1834 di Spanyol, dan 1821 di Portugal - yaitu saat kelompok ini diganti namanya, tetapi tidak dihapuskan. Pada 1908, Inkuisisi direorganisir di bawah nama Congregation if the Holy Office dan didefinisikan ulang selama Konsili Vatikan II oleh Paus Paulus VI sebagai Congregation of the Doctrine if the Faith.
Ketika pasukan Napoleon menaklukkan Spanyol tahun 1808, seorang komandan pasukannya, Kolonel Lemanouski, melaporkan bahwa pastor-pastor Dominikan mengurung diri dalam biara mereka di Madrid. Ketika pasukan Lemanouski memaksa masuk, para inquisitors itu tidak mengakui adanya ruang-ruang penyiksaan dalam biara mereka. Tetapi, setelah digeledah, pasukan Lemanouski menemukan tempat-tempat penyiksaan di ruang bawah tanah. Tempat-tempat itu penuh dengan tawanan, semuanya dalam keadaan telanjang, dan beberapa diantaranya gila.
Pasukan Perancis yang sudah terbiasa dengan kekejaman dan darah, sampai-sampai merasa muak dengan pemandangan seperti itu. Mereka lalu mengosongkan ruang-ruang penyiksaan itu, dan selanjutnya meledakkan biara tersebut.[9]



"Memang setiap orang yang mau hidup beribadah dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya"
(2 Timotius 3:12).






DAFTAR PUSTAKA


Budiman, Lily. Heroic Faith. Surabaya: KDP. 2003.
C, Ira. Semakin Dibabat Semakin Merambat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2001.
Curtis, A Kenneth. 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2011.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2005.
Douglas, J.D. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini-Jilid 2. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih. 2008.
Foke, John. Foxe's Book of Martyrs, Kisah Para Martir tahun 35-2001. Andi. 2001.
http://www.hrionline.ac.uk
http://www.ccel.org
http://www.sarapanpagi.org
The Hidden Stone in Our Foundation-Edisi 2. Surabaya: KDP. 2000.
Wellem, Dr.F.D. Kamus  Sejarah Gereja.-Edisi Revisi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2004.



[1] http://artikata.com
[2] Lihat The Hidden Stone in Our Foundation-Edisi 2. KDP: Surabaya. 2000, Hal.11.
[3] Wellem, Dr.F.D. Kamus  Sejarah Gereja.-Edisi Revisi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2004. Hal.278.
[4] Lihat http://www.sarapanpagi.org
[5] Lihat Douglas, J.D. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini-Jilid 2. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih. 2008. Hal.340.
[6] http://id.wikipedia.org
[7] Douglas, J.D. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini-Jilid 2. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih. 2008.
  Hal.418.
[8]  Inkuisisi adalah pengadilan Gereja abad pertengahan yang ditunjuk untuk mengusut bidat, yang disebut demikian karena menentang kesalahan dan tradisi Gereja Roma. Nama yang tidak terkenal ini digunakan dalam arti lembaga itu sendiri, yang adalah episkopal (diperintah oleh Uskup atau uskup-uskup) atau Paus, secara regional atau lokal; anggota pengadilan; dan cara kerja pengadilan.
[9] http://www.sarapanpagi.org è Peter de Rosa, Vicars of Christ: The Dark Side of the Papacy, hal. 239.
(Robert Held, dalam bukunya, "Inquisition", memuat foto-foto dan lukisan-lukisan yang sangat mengerikan tentang kejahatan Inquisisi yang dilakukan tokoh-tokoh Gereja ketika itu. Dia paparkan lebih dari 50 jenis dan model alat-alat siksaan yang sangat brutal, seperti pembakaran hidup-hidup, pencungkilan mata, gergaji pembelah tubuh manusia, pemotongan lidah, alat penghancur kepala, pengebor vagina, dan berbagai alat dan model siksaan lain yang sangat brutal. Ironisnya lagi, sekitar 85 persen korban penyiksaandan pembunuhan adalah wanita. Antara tahun 1450-1800, diperkirakan antara dua-empat juta wanita dibakar hidup-hidup di dataran Katolik maupun Protestan Eropa.)