Powered By Blogger

Senin, 18 November 2013

Menantikan si doi.. (Andreas D. Chrisdiantoro_STTIA Surabaya)

“Menantikan si doi..“

(Andreas Dwi Chrisdiantoro_STTIA Surabaya)

“ Ah,..menanti-nantikan TUHAN kan itu artinya disuruh berdoa aja, kan ?!”
Gak,…gitu maksudnya,..fren ! Baca dulu yah…semuanya ini baru comment..!
Pernah lihat orang yang mau pergi ke pesta dan sedang menanti-nantikan mobil jemputan ? Bagaimana penampilannya ? Apa penampilannya kusut, acak-acakan, belum mandi atawa masih ada roll rambut, masih pakai baju tidur, belum pakai sepatu ?
Tentu tidak, bukan ? Nah seperti itulah seharusnya penampilan atau wujud sosok seseorang yang sedang menanti-nantikan jawaban Tuhan untuk jodohnya.
Singkat kata, berpenampilan menjadi seorang “Kekasih yang terbaik”. Apa maksudnya menjadi seorang “Kekasih yang Terbaik” ?
Maksudnya menjadi seorang pribadi yang membuat setiap lawan jenis ingin menjadi kekasihnya dan pasangan hidup dalam pernikahan. Woow….siapkah anda menjadi cowok atau cewek idaman ?  Paling tidak dalam artikel ini ada 5 hal yang perlu anda lakukan dalam masa jomblo anda…

1. Adanya semangat mencari pasangan hidup.
Pernah berjumpa dengan seorang yang memiliki semangat mencari pasangan hidup ? Hiiihh.. Biasanya pria atau wanita yang benar akan mundur teratur kalau berjumpa dengan pria atau wanita yang seperti ini. Mengapa ?
Karena selalu yang menjadi fokus hidupnya hanya satu, yaitu mencari jodoh. Semua sapaan dan perbuatan baiknya selalu “ada udang di balik batu”.  Pribadi model gini akan bikin gerah karena dia tidak risih untuk meng-halal-kan segala cara asalkan bisa melakukan “PeDeKaTe” pada pria atau wanita yang masuk dalam daftar incarannya.  Ooo…ogah deh punya teman seperti ini, bukan ?
Tapi yang dapat menjadikan anda pria atau wanita single yang mempesona kalau kamu punya SEMANGAT HIDUP.  Tidak loyo seperti tanaman kurang air, karena terus menerus meratapi nasib yang sudah jatuh tempo tapi belum dapat jodoh.
Kenapa kita bisa kehilangan SEMANGAT HIDUP ?
Karena kita salah memandang hidup kita. Cara pandang istilah kerennya adalah perspektif.
Kalau perspektif kita terhadap hidup adalah hopeless, kartu mati, old crack, lumutan, dlsb ; tentulah kita tidak bakalan punya SEMANGAT HIDUP.
Asal tahu saja, bahwa hidup kamu tidak “semurah” itu,…harga hidupmu adalah senilai YESUS, karena dengan saat di kayu salib Yesus menukarkan hidupNYA sendiri dengan hidup kamu. Jadi gak mungkin,..hidupmu sekarang jadi hopeless, kartu mati, old crack, lumutan, dlsb.
Caranya untuk bisa tahu seperti apa perspektif Allah buat hidup kamu, tidak lain dengan BERTANYA KEPADA TUHAN dalam doa dan dialogmu dengan Tuhan ( bagaimana cara berdialog dengan Tuhan,…wah yang ini harus berlatih dan diberi tuntunan secara rutin, dan hanya bisa melalui proses pemuridan, makanya cepat gabung ke komsel dan minta dimuridkan one on one..! ).
Selain bertanya kepada TUHAN, buatlah 3 buah daftar: (1) Daftar hal-hal yang sudah kamu lakukan, (2) Daftar hal-hal yang mudah kamu lakukan, (3) Daftar hal-hal yang menarik buat kamu tapi selama ini rasanya mustahil untuk dilakukan.
Setelah itu bawalah ketiga daftar ini ke Tuhan dalam doa, minta Roh Kudus memperlihatkan manakah dari daftar yang kamu buat ini merupakan suatu hal yang seharusnya kamu lakukan saat ini.
Kalau kamu sudah dapatkan hal tersebut, percayalah bahwa itu adalah Kehendak Tuhan bagi hidupmu dan IA pasti akan memberikan kemampuan bagimu untuk dapat melakukannya. Maka setelah itu SEMANGAT HIDUP akan mulai berkobar dalam hidupmu dan kamu akan mulai menjadi pria atau wanita yang mempesona.

2. Adanya kehangatan ( bukan hangat-hangat “tahi” ayam )
Maksud dari pepatah hangat-hangat “tahi” ayam biasanya diartikan orang hanya semangat (hangat) sebentar saja habis itu biasa-biasa saja.  Tapi menurut saya, bisa berarti setelah hangatnya hilang, yang muncul adalah “tahi”-nya alias hal-hal yang menjengkelkan dan mengesalkan. Bukankah begitu kalau kita berjumpa dengan orang yang suka basa basi ? Hanya menarik di pembukaannya saja.
Kehangatan bisa dibangun dalam diri kita paling tidak kalau kita berlatih 3 hal ini:
* Berlatih bersikap ramah ( bukan “RAjin menjaMAH” )
Mengucapkan salam “Selamat Pagi” atau “Selamat Siang” dengan ditambah menyebutkan nama orang yang dijumpai adalah hal sepele yang kalau terus dilatih akan membentuk kamu menjadi pribadi yang ramah dan hangat.
* Berlatih memiliki empati
Copot “kacamata kuda” yang membuat kamu hanya melihat apa yang mau kamu kerjakan.  Lihat dan miliki rasa ingin tahu perasaan dan kebutuhan dari orang-orang yang kamu jumpai dengan tujuan untuk menghibur atau memberikan pujian. Hati-hati terjebak dengan kebiasaan “ngerumpi” (nge-gosip), karena kalau kebiasaan buruk ini tidak pernah punya tujuan untuk menghibur yang menderita atau memberikan pujian yang sedang berhasil.
* Berlatih saling berbagi
Sebelum berlatih di bagian yang terakhir ini, biasakanlah diri untuk BERDIALOG DENGAN TUHAN untuk bertanya apa yang harus kamu lakukan dengan keadaan orang yang kamu jumpai (supaya kamu jangan tertipu atau justru mengontrol orang tersebut).
Orang yang hangat tentu dengan sendirinya membuat orang lain betah bersahabat dengannya.

3. Tidak adanya tolok ukur atau pembanding.
Turunkan dan buanglah semua kriteria-kriteria wanita atau pria yang ideal yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan.
Kalau kamu masih pakai tolok ukur kamu untuk wanita atau pria yang ideal, itu namanya bukan MENANTI-NANTIKAN JODOH DARI TUHAN, tapi MENCARI-CARI JODOH DARI TUHAN.  Kita tidak bakalan bisa mencari jodoh dari Tuhan karena sebenarnya kita tidak tahu apa yang sebenarnya diri kita butuhkan.

4. Adanya pengenalan akan Tuhan yang mempesona.
Kalau kamu rindu mendapatkan jodoh yang bisa membentuk keluarga yang dikehendaki Tuhan dalam hidupmu, maka tentunya kamu membutuhkan jodoh yang juga memiliki kerinduan yang sama. Bagaimana caranya jodoh kamu bisa menemukan dirimu sebagai pribadi yang sepadan dengan dirinya ?
Jadilah pribadi yang memiliki pertumbuhan rohani yang sehat.  Tubuh yang sehat kalau makan makanan yang sehat dan beraktifitas yang sehat secara teratur.
Tubuh rohani yang sehat membutuhkan makan makanan rohani yang sehat ( SaTe, 4M ) dan beraktifitas rohani yang sehat ( tertanam dalam komsel dan ambil tanggung jawab melayani di jemaat) secara teratur ( gak bolong…bolong..).

5. Adanya kewajaran dalam berpenampilan.
Tidak ada orang yang mengharapkan wanita berusia 35 tahun kelihatan seperti remaja 18 tahun, begitu juga sedikit wanita akan tertarik kepada pria berusia 52 tahun yang berusaha untuk kelihatan atau bertingkah seperti baru berusia 25 tahun.
Yang paling baik adalah berusaha untuk kelihatan yang terbaik pada usia berapapun. Penampilan yang menarik adalah kalau kita selalu berusaha mencari buah Roh dalam hidup kita.
“Tapi kalau aku sudah capek-capek berusaha jadi KEKASIH YANG TERBAIK ternyata
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Kolose 3:23
Kalau kita lakukan semuanya adalah untuk TUHAN dan bukan untuk dapat Jodoh (tujuan hidup Cari Jodoh), kita tidak akan pernah merasa rugi.  Karena kita lakukan itu untuk menjadi kekasih kita, YESUS KRISTUS TUHAN.
Maukah kamu nanti di akhir hidupmu saat berjumpa denganNYA, mendengar IA berkata:
“…Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” Matius 25:21

Senin, 13 Mei 2013

Sabtu, 27 April 2013

Kasih

MAJU TERUS UNTUK MENGASIHI

 
Saat berinteraksi dengan orang lain dalam keseharian, sepertinya ada aja orang yang bisa menguji kesabaran, bikin kesel, gregetan, atau apapun, Ini terjadi karena hal-hal kecil seperti beda pendapat atau memang saya yang sedang sensitif, entahlah. Yang jelas, suatu saat Tuhan bicara secara khusus ke saya, untuk saya gak berhenti, alias terus maju dalam hal mengasihi. Ini ceritanya.
Waktu itu saya sedang kesel dan emosi sendiri ke satu orang yang memang punya hubungan dekat dengan saya. Menurut saya, dia sangat keras kepala atau bahkan cenderung bebal. Dan mengadulah saya pada Tuhan.
“Tuhan… Aku bukannya gak mau kasih tau dia lagi, cuma orang Tuhan tau sendiri kan, dia orangnya gak bisa dibilangin, gak mau dengerin, kepala batu.. Aku udah gak tau lagi musti gimana, ngomong udah pake cara halus sampe yang to the point tetep dia gak ngerti juga, jadi ya udah lah terserah dia aja mau ngapain. Mau jungkir balik atau ngapain, terserah, toh dia sendiri yang kena akibatnya.. Aku gak mau lagi lah urusin dia… Capek…”
Rasanya menyebalkan, memberi saran untuk kebaikan dia sendiri, tapi tidak didengar. Saya tahu, memang saya tidak boleh mengurusi dia terlalu berlebihan dengan hidupnya, karena dia punya kebebasan sendiri tentang hidupnya. Masalahnya, hati saya yang tidak beres muncul dalam bentuk sikap saya yang emosi sendiri dan membuat saya jadi tidak mau ‘peduli’ lagi. Dari mana saya tahu bahwa hati saya gak beres? Ini jawaban Tuhan yang bikin saya paham.
“Kalo Aku juga bersikap cuek seperti itu sama kamu, gimana?”
Langsung, saya terdiam dan mikirrrrrrr……. Saya jadi merenungkan pertanyaan Tuhan ini. Iya ya, gimana jadinya kalo Tuhan juga cuek sama saya? Gimana jadinya kalo waktu saya tidak mau nurut dan bandel melanggar FirmanNya, Tuhan udah males mengurusi saya lagi? Gimana jadinya kalo di saat saya menderita karena salah saya sendiri, Tuhan justru bilang “Sukurin, kena sendiri kan akibatnya…”?
Kalau Tuhan bersikap seperti saya yang tidak mau peduli lagi, masa bodoh, cuek, lalu berhenti mengasihi manusia, pastinya gak akan ada keselamatan untuk manusia. Tidak ada keselamatan, tidak ada hidup yang baru, tidak ada kita seperti keadaan hari ini. Ketika saya merenungkan tentang bagaimana Tuhan mengasihi saya, saya jadi belajar bahwa Tuhan itu:

1. Tuhan berinisiatif duluan
Sekalipun manusia sudah jatuh dalam dosa akibat pilihannya sendiri, contohnya saya, saya berkali-kali mengecewakan Tuhan, tapi Tuhan menyediakan rencana penyelamatan lewat kematian Kristus di kayu salib. Dia berinisiatif untuk mengasihi kita terlebih dahulu, walaupun kita belum mengerti tentang keselamatan itu, kita belum punya pemikiran untuk mau menerima atau menolak keselamatan itu. Pokoknya, gak peduli kayak apapun keadaan kita, Tuhan berikan kasihNya yang terbesar itu untuk saya dan semua orang.
Lewat perenungan ini, Tuhan mengingatkan saya untuk berinisiatif duluan memberikan kasih buat orang lain. Tuhan mau untuk saya bukan menunggu seseorang punya sikap yang baik dulu, baru saya mau menunjukan kasih. Bukan menunggu orang itu taat dulu baru saya mau peduli sama dia. Tuhan mau saya maju duluan, mengasihi dia tanpa peduli keadaannya.

2. Tuhan tidak pernah berhenti untuk memberi kasih terus menerus
Kalau saya ingat apa yang Tuhan lakukan dalam hidup saya, sama kagum banget dengan kasihNya yang gak pernah berhenti. Saya yang memang manusia berdosa yang layak dihukum, justru Tuhan ampuni dan beri penebusan di kayu salib . Saya yang tidak taat, bandel dengan dosa-dosa saya, Tuhan tetap sabar untuk ajar dan tuntun pada kebenaran, sampai saya mengerti dan melakukannya. Kasih Tuhan yang gak pernah berhenti ini membuat saya melihat bahwa ketika saya mengalami kejatuhan, Tuhan selalu percaya bahwa saya bisa bangkit lagi.
Tuhan sudah memberikan KasihNya yang luar biasa buat hidup saya, kasih yang sempurna. Terlalu egois jika saya tidak mau memberikan kasih itu untuk orang lain. Tuhan mau saya bisa memberikan kasih yang sama kepada orang-orang yang saya temui sehari-hari, karena Dia sudah memberikan contoh bagaimana mengasihi. Tuhan mau saya belajar untuk maju terus dalam hal mengasihi. Gak berhenti mengasihi walau situasi atau orang itu mengecewakan hati saya.
Mungkin timbul perkataan di hati kita: kasih Tuhan itu sempurna, karena Dia Tuhan, sedangkan kita cuma manusia biasa yang kasihnya gak sempurna. Tapi bagi saya, yang terpenting adalah kita mau belajar mengasihi seperti Allah mengasihi kita. Maju duluan untuk mengambil inisiatif mengasihi dalam tindakan-tindakan yang nyata, lalu maju terus alias tidak berhenti mengasihi walau situasi atau orangnya bikin kita ingin menyerah. Allah adalah kasih, jika kita mengaku sebagai anakNya, tentu seharusnya kasih Allah ini sudah menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari.

Belum dapat jodoh??

Belum Dapat Jodoh??

 
“Kenapa yah…tahun 2012 sudah habis separoh. aku belum dapat jodoh??”
“Soalnya…kamu kurang menarik!!!” “Jadi….seharusnya aku menarik seperti apa?????!!!”
(buat cowoq) (buat ceweq)
“Kamu kurang MACHO..” “Kamu kurang SEXY..”
“Kamu kurang ROMANTIS…” “Kamu kurang GIRLY..”
“Kamu GAP-TEK sich..” “Kamu KAMPUNGAN sich..”
STOP!!!
Tunggu sebentar! Coba pikirkan sebentar…
Kalau kamu jadi cowoq yang MACHO-ROMANTIS-HIGHTECH, kira-kira ceweq model gimana yang akan nempel sama kamu? Yang utamakan penampilan (body), yang selalu cari perhatian (vacuum), yang gambar dirinya gak beres (jadi butuh dapet cowoq yang bisa naikkan prestisenya – punya cowoq yang HIGHTECH)
Kalau kamu jadi ceweq yang SEXY-GIRLY-METROPOLIS, kira-kira cowoq model gimana yang akan berjuang dapetin kamu?  Yang cari “simbol keberhasilan” (karena dianggap dah hebat bisa dapetin ceweq yang bikin banyak mata cowoq “ngiler”) buat dirinya, yang hobinya memuaskan mata dan nafsunya sebagai “pejantan” (maaf…gak pakai istilah pria karena yang dimaksud nafsu kebinatangannya gen pria).
Iiiih….siapa yang mau dapet pasangan model gitu!
Aku maunya dapat pasangan yang takut TUHAN (Kristen lahir baru), yang rohaninya bertumbuh “gak mandeg”, yang bisa menghargai aku dan nyambung komunikasinya.
Kalau gitu,..kita lihat satu-satu di bawah ini, pria dan wanita seperti apa sich yang dicari oleh pasangan yang kamu idam-idamkan itu.

Pria idaman wanita menurut Alkitab 

         Satu-satunya pria yang paling banyak diceritakan di Alkitab, sebagai pria yang dikagumi banyak wanita adalah Yesus. Bahkan kitab Lukas (pasal 23 dan 24) mencatat bahwa orang-orang yang masih merawat jasad Tuhan Yesus setelah disalibkan adalah para wanita.  Berarti pribadi Yesus mendapat tempat yang khusus di dalam hati para wanita.  Bukan hanya karena IA adalah Tuhan tapi Yesus adalah PRIA SEJATI.
Salah satu karakter PRIA SEJATI yang ditunjukkan Yesus, saat ia mengampuni seorang wanita yang hampir dirajam karena ditangkap oleh orang-orang Farisi karena termasuk wanita pelacur. Yesus memiliki kasih yang percaya bahwa setiap orang dapat bertobat dari hidup dosanya (I Kor 13:7), jadi tidak merasa diri paling benar seperti sifat pria pada umumnya. Apa yang dilakukan Yesus ini yang membuat wanita ini menjadi kagum, bahkan ia rela mengurapi kaki Yesus dengan minyak yang mahal dan dengan rambutnya. Suatu bentuk dedikasi kagum dan hormat seorang wanita yang dicari-cari pria.
Jadi kalau kamu adalah PRIA jadilah seperti Kristus karena tepat seperti perkataan alm. Edwin Louis Cole “Manhood and Christlikeness are synonymous.” (Kepriaan dan keserupaan dengan Kristus adalah sama). Belajarlah hidup hari demi hari bersama Yesus di dalam hati sehingga karakterNYA semakin nyata saat kamu berhubungan dengan saudaramu yang wanita di komunitasmu.

Wanita idaman Pria Menurut Alkitab
Abigail adalah salah satu tokoh wanita yang secara gamblang diceritakan dalam alkitab bahwa ia dapat memikat seorang pria yang hidup dalam kebenaran, yaitu Daud bukan karena penampilannya yang menarik, tapi karakter yang dimilikinya.
Saat Daud dan pasukannya hendak mendatangi Nabal (suami Abigail) untuk membunuhnya karena ucapan dan sikapnya yang angkuh, di saat “panas” seperti inilah Abigail muncul dengan karakternya yang bijak.  Perhatikan apa yang dikatakannya kepada Daud yang sedang emosi: “Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, …Oleh sebab itu, tuanku, demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu yang dicegah TUHAN dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan, …” (I Sam 25:25-26).
Perkataan Abigail ini langsung menyadarkan Daud, dan ini yang dikatakannya: “Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang mengutus engkau menemui aku pada hari ini; terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan.   Tetapi demi TUHAN, Allah Israel yang hidup, yang mencegah aku dari pada berbuat jahat kepadamu--jika engkau tadinya tidak segera datang menemui aku, pasti tidak akan ada seorang laki-lakipun tinggal hidup pada Nabal sampai fajar menyingsing." (I Sam 25:32-34).
Jadi bagi seorang pria yang hidup dalam kebenaran, keberadaan seorang wanita yang dapat menolong dirinya supaya tidak berbuat dosa dan tetap hidup dalam kebenaran adalah karakter seorang wanita yang diidam-idamkannya.
Artinya kalau kamu adalah seorang wanita yang merindukan pasangan seorang pria yang hidup dalam kebenaran firman, kembangkanlah karakter sebagai penolong bagi saudara-saudaramu para pria di komunitas untuk mereka dapat hidup serupa dengan Kristus.

Apa sih yang membuat cewek bisa tertarik sama cowok?

Apa sih yang membuat cewek bisa tertarik sama cowok?

 
Yailaaah, masih muda, ganteng, karier bagus duit kenceng kok pilihnya ‘daun tua’ sih? Dah gitu ‘big size’ pula… padahal kan banyak cewek cakep yang masih muda yang  mau sama dia ..
Bused deh tuh cewek liat apaan yah, tampang cowoknya awut-awutan, naek vespa butut pula. Kok mau yah sama tu cowok?
Aneh binti ajaib emang kalo ada orang yang {akhirnya} memilih pasangan tidak dengan ‘standar kacamata dunia’ yang bilang PENAMPILAN dan MATERI nomor satu {tampang, bodi dan duit dan embel-embelnya} tapi tentu ADA dooong! Iya gak? Trutama anak-anak Tuhan pasti gak mau ‘kecele’ sama yang kayak gitu-gituan, ya kan?
So apa sih sebenernya yang dicari cewek/cowok dalam diri lawan jenis untuk dijadikan pasangannya? Sebenernya ini bisa jadi list yang super panjang yang ude pasti GAK ADA seorangpun bisa penuhin SEMUA hal itu. Face it lah, gak ada Mr. Perfect-Godly-Guy di dunia ini, gitu juga gak ada Miss Perfect kayak di amsal 31. Tapi setidaknya saya {mencoba} merangkum 3 hal yang secara general  wanita-wanita ‘dambakan’ dari seorang pria, are you ready to know guys?
Yang didambakan seorang wanita pada umumnya dari seorang pria :

1. Kepemimpinan {willing to lead and serve}

>> willing to lead
Wanita mendambakan kepemimpinan dari seorang pria {pasti cewek-cewek pada teriak histeris: AMEEEEN!!!}. Mo yang tipikalnya cewek stabil ampe yang koleris sekalipun pasti pengennya punya pasangan yang BISA MIMPIN. Kagak usahlah ngomong skala yang guede-guede kayak mimpin perusahaan or gereja, kalo kami lihat pria yang bisa MIMPIN DIRI SENDIRI sudah cukup kok :) Mimpin diri sendiri berbicara tentang disiplin hidup pribadi. Kami suka loh diam-diam mengamati, Pria ini gimana hubungannya sama Tuhan? Mau taat sama Firman gak? Saat teduhnya bolong-bolong gak? Prioritas hidupnya gimana? Punya tujuan hidup atau hal yang jelas buat dicapai gak? Gaya hidupnya gimana, suka males-malesan or berkhayal doang ato bahkan extreme yang satu lagi gila kerja sampe gak punya waktu buat maintenance hubungan? Kalo kami lihat seorang pria bisa ‘mimpin dirinya sendiri’ dengan baik, pasti kami merasa ‘lebih aman’ untuk mempercayai diri kami tunduk di bawah kepemimpinan pria tersebut {khususnya nanti pas jadi pasangan dan ketika jadi suami}.
>> willing to serve
Esensi kepemimpinannya Tuhan Yesus adalah memimpin lewat melayani bukan ‘bossy-bossy’ {nyuruh-nyuruh doang}. “Tidaklah demikian di antara kamu . . Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” ( Matius 20:26-27 ) Pria yang kami dambakan adalah pria yang MAU MELAYANI oranglain. Melayani artinya simple: mau do something for other people {bukannya mau other people do something for him} dan mau meringankan beban orang lain (gal 6: 2). Pria kayak gini nih, gak bakalan gengsian buat bantuin istri doing house-chores {kerjaan-kerjaan rumah kayak nyapu or nyuci piring or yang laennya} karena emang hatinya mau menolong, meringankan beban istrinya. Duh nulis kayak gini jadi inget suami sendiri, hihihi… so blessed to have a husband like him yang suka bantuin saya dengan kerjaan-kerjaan rumah.

2. Berfungsi dan Bertanggung jawab {willing to take initiative and work hard}

>> willing to take inisiative
Fungsi atau peranan pria dalam sebuah hubungan adalah sebagai ‘INISIATOR’ dan wanita sebagai ‘RESPONDER’. Itu kodrat alami! Tapi karena  fall into sins, pria banyak yang gak berfungsi sebagaimana dia diciptakan, malahan jadi pasif sif sif, terkurung dalam penjara ketakutan dan kemalasan. Gak heran banyak muncul wanita-wanita yang agresive, banyak ambil peranan dalam pelayanan, pekerjaan or kepemimpinan.  Padahal jauh dalam sanubari hati kami {cie ileeeeh} kami seneng loh liat pria2 yang inisiatif. Contoh simplenya, inisiatif dalam hal menawarkan/ memberi bantuan. Kalo ngebantu setelah terlebih dulu dimintai tolong mah itu namanya bukan inisiatif kan yah? ;p Inisiatifnya bukan karena ada udang di balik batu cuma sama orang-orang tertentu tapi itu jadi buah karakter yang tetap yang menjadi berkat buat banyak orang. Inisiatif juga berbicara tentang bagaimana si pria memberi diri untuk ambil tanggungjawab, brusaha memulai hubungan, mencari topic pembicaraan, memberi idea bukan menjadi Mister ‘up to you’ yang sukanya ngomong terserah-terserah aja.
  • Ce : Mau makan dimana’ mas?
  • Co : hmm, dimana yah? Terserah eneng aja deh..*sambil mesem-mesem tak jelas*
  • Ce : Mo ngapain nih abis ini?
  • Co : ngapain yah? Kamu maunya ngapain? Aku mah terserah aja deh
  • Ce : Menurut abang bajunya bagusan yang mana? Ini atau yang itu?
  • Co : hmm, abang mah terserah kamu. Kamu sukanya yang mana?
  • Yaaaaaaaaaaaaaah… gubraks deh klo ketemu model beginian >.<
>> willing to work hard
“ Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya” (ams 10:4). Kalo liat cowok rajin duh rasanya seneng deh tapi kalo liat cowok yang omdo (omong-omong doang) dan malas rasanya bisa illfeel deh!  Gimana bisa trust our future sama cowok yang model begitu? Kami tidak menuntut kudu harus kaya, punya tabungan bermilyar-milyar, punya rumah, mobil dan kapal pesiar buat {layak} ngelamar jadi pacar kami, asal kami lihat pria tersebut punya pekerjaan dan mau bekerja keras itu sudah cukup karena kami tau pria tersebut tidak akan membiarkan kami ‘kelaparan’.  “Dalam tiap jerih payah( baca : kerja keras) ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka (= omdo) mendatangkan kekurangan saja.” (ams 14: 23)

3. Kerendahan Hati {willing to admit mistakes/sins, ask for forgiveness and forgive others}

>> willing to admit mistakes/ sins and asking forgiveness
Wanita mendambakan pria yang HUMBLE alias gak gengsian. Cukup rendah hati buat ngakuin kesalahan dan minta maaf bukannya brusaha nutup-nutupin kesalahan dengan banyak dalih. “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.” (ams 28:13) Kami tau tidak ada pria yang sempurna (karena kamipun bukan wanita sempurna)  tapi at least ketika menyadari  telah melakukan kesalahan {khususnya yang menyakiti oranglain} berani dan mau take effort untuk memulihkan hubungan dan mengusahakan perdamaian.
>> willing to forgive others
Humility juga artinya bersedia buat maafin kesalahan oranglain. Ngeri rasanya kalo liat pria yang terus-menerus menyimpan amarah, kekecewaan, luka, kebencian dan kepahitan di dalam hatinya. “Akal budi membuat seseorang panjang sabar  dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran” ( Ams 19: 11 ) Pria yang bisa mengampuni adalah pria yang lembut hatinya seperti Yesus dan pria seperti ini yang akan gain more respect from others!

Yang bisa bikin hati Cowo ‘bertekuk lutut’ sama cewek? (Andreas D Chrisdiantoro_STTIA Surabaya)

Yang bisa bikin hati Cowo ‘bertekuk lutut’ sama cewek?

Bulan lalu kita telah membahas sebenernya apa sich yang dicari cowok/ cewek dalam diri lawan jenis untuk dijadikan pasangannya?
Nah yang lalu kan yang didambakan oleh wanita, kalo yang didambakan pria-pria pada umumnya tuh apa sih? Tentu saja bagian yang ini saya tidak bisa menulisnya tanpa menjadikan suami dan beberapa teman pria kami sebagai narasumber.
Saya mengadakan survey ke sekelompok pria (termasuk suami saya). Ada yang single, ada yang sudah menikah, ada yang businessman tapi ada juga yang fulltimer, ada yang menikah dengan wanita yang lebih tua tapi ada juga dengan yang jauh lebih muda. Meskipun mereka berbeda temperamen dan latar belakang, ada  1 hal yang sangat menarik, kebanyakan pria menyebutkan 3 point yang kurang lebih sama tentang apa yang mereka dambakan dari lawan jenis. Oke, are you ready to know, ladies?
Yang didambakan seorang pria pada umumnya dari seorang wanita:
1.Positive Attitude
Mau cantik tapi kalo kayak mayat (tanpa ekspresi), dingin.. apalagi cemberutan, ga banget dahh.Gw suka liat wanita yang sering senyum (bukan gila yo, senyum-senyum sendiri hehehe). Itu jelas menambah kecantikan dari seorang wanita.
“Percuma kalo cakep {baca:  menarik secara fisik} tapi kelakuannya minus (jutek, somse, galak, dikit-dikit complain, controlling, etc)!”
Yup bener, Men are highly attracted to smiles, bukan senyum yang TePe-TePe loh ya, tapi senyum yang lahir dari hati yang bersukacita. “Hati yang gembira membuat muka berseri-seri” (ams 15:13) nah ini nih kecantikan sejati yang bisa menawan hati. So jangan spend so much money buat beli make up muahal-muahal karena the BEST MAKE UP any girl can wear is her smile! Pernah lihatkan ada cewek-cewek yang biasa aja ‘tampangnya’ tapi buanyaaaaaaaak banget yang mau temenan dan juga ‘deketin’ dia? Itu pasti karena mereka ngrasa ada ‘something different’ yang bikin mereka nyaman temenan or ada di sekeliling dia.’Something different’nya itu namanya ‘POSITIVE ATTITUDE’!
>> willing to accept unexpected conditions and not complain
Pernah punya temen yang dapet julukan’ miss complainer’, yang dikit-dikit gak puas, bersungut-sungut, marah-marah. Gimana rasanya? Capek gak dengerin ‘ocehannya’? Pasti capek! Gitu juga pria suka ‘gerah’ sama cewek yang cerewet uwet-uwet suka complain ini ono. Yuk kita sama-sama belajar ketika terjadi hal-hal yang diluar ekspetasi (=pengharapan dan keinginan ) kita, gak langsung ‘berkicau’ tapi mau untuk menerima dan gak bersungut-sungut dan juga cepet ngambek, hehehe..
“Do everything without grumbling or arguing, so that you may become blameless and pure, children of God without fault in a warped and crooked generation.Then you will shine among them like stars in the sky” (Phil 2:14-15) Tuh, kalo mo ‘bersinar’ kudu lakuin apa yang Firman Tuhan bilang, “jangan bersungut-sungut alias suka ngambek en complain”. Dunia ini uda penuh dengan orang yang suka complain jadi kalo kita ‘tampil beda’, wuuiiih sinarnya bakal begitu SILAU mennn! Pria mendambakan wanita yang mau mengontrol lidahnya buat kagak bersungut-sungut. Raja Salomo aja bilang gini “ mendingan gue tinggal di atap rumah deh daripada dengerin ocehan istri yang suka berantem/ gak content “ (ams 21: 9/ terjemahan bebas)
Ps. Ini bukan berarti sebagai cewek, kita kudu terima aja (alias mingkem) kalo ada perlakuan yang tidak adil or gak benar. Tapi ketika kita sudah berusaha ‘memperjuangkan’ untuk memperoleh hak kita tapi kita {pada akhirnya} gak mendapatkan hal tersebut, kita gak membiarkan sukacita tercuri dari hati kita dengan jadi ngambek en uring-uringan gak jelas marah ke orang lain yang gak ada sangkut pautnya. Willing to accept, mau untuk ‘menyerahkan’ hak.
>> willing to be thankful in any circumtances
“ in everything give thanks“ (1 Thes 5:18) Gampang aja buat ngucap syukur pas lagi bisa makan Abuba Steak and nyerumput Peppermint Mocha Frappucino-nya Starbucks tapi gimana kalo cuma diajak makan pecel lele en es teh manis di emperan jalan? Wanita yang penuh dengan ucapan syukur mentransferkan atmosfir positif dan juga sukacita buat orang-orang di sekelilingnya. Itu yang buat orang-orang betah deket-deket.

2. Submissive Spirit
>> willing to submit  to authority
Submit to authority artinya memberi diri untuk dipimpin, mau tunduk dan mau taat. Submissive spirit bukan berarti setuju sama semua yang otoritas bilang or suruh. Bisa aja ada ketidaksetujuan dan beda pendapat. Tapi wanita yang punya submissive spirit pasti bisa telling her disagreement tetep dengan respect bukan dengan pemberontakan. Pria(=suami) diciptakan Tuhan sebagai KEPALA dan istri should submit to husband in everything (ef 5:24) supaya bisa submit in everything nantinya, wanita harus blajar untuk submit sama otoritas yang diberikan Tuhan semasa singlenya  (orangtua, mentor, bos, etc)
>> willing to respect
Pria mendambakan wanita yang bisa dipercaya, wanita yang ketika tau kelemahannya tidak bertindak sebagai ‘hakim’ ataupun ‘penyiar radio’(cerita ke sini sono) tapi bisa tetep respect dan menolong pria tersebut untuk mengatasi kelemahan, mendukung dalam doa, memberi waktu untuk bertumbuh dan juga pengampunan.
3. Teacheable Heart
>> willing to learn and be flexible
Pria suka wanita yang rajin untuk terus-menerus belajar. Biasanya {sebelum menikah} pria gak terlalu perduli apakah wanita tersebut bisa masak atau kagak, bisa ngurus rumah  apa kagak or terbiasa ngurus anak kecil atau kagak sekalipun mereka pengen juga sih punya ‘calon istri’ yang keibuan. Tapi yang paling penting buat pria adalah asal si wanita MAU BELAJAR pasti dia akan bisa lakuin hal-hal yang tadinya dia gak bisa.
Waktu dulu pertama kali saya ke amerika dan discover the life of Mennonite women, saya terkaget-kaget karena mereka tuh luar biasa banget! Cewek-ceweknya skillful urusan rumah tangga dari cooking-baking, ngejahit, dekorasi rumah, hospitality, ngurus anak, gardening, bisa semua, gak pake pembantu lagi meskipun anak lebih dari satu! Plok..plok..plok! Bahkan adik ipar saya yang {waktu itu} berumur 9 tahun aja sudah bisa bikin berbagai macam dessert. Kalo saya? Boro-boro! Then saya jadi ‘jiper’ en bertanya-tanya kenapa suami saya pilih saya, yang masak tempe orek aja bisa keras kayak batu ;p Simple dia bilang karena dia lihat ada beberapa hal yang dia sukai dalam diri saya, salah satunya adalah saya punya hati yang mau belajar.
Percayalah girls, setelah kamu menikah, ADA BUANYAK HAL yang tadinya belum sempet/pernah kita alamin yang harus kita pelajari. Contohnya : urusan memasak, dulu saya bisa mengandalkan mama saya tapi pas menikah, tinggal di luar negri, kangen sama masakan indo.. yah kudu belajar masak sendiri, belum lagi belajar masak makanan kesukaan suami. Trus nanti pas hamil, kita harus belajar juga gimana buat menjaga kesehatan kehamilan kita dan bagaimana supaya bisa lahiran normal, trus kalo babynya sudah lahir, kita harus belajar pula gimana cara menyusui dengan benar, trus kudu belajar gimana bikin homemade baby food, menstimulasi anak lewat kegiatan/aktivitas supaya pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi optimal, belajar time management, etc.. So teman-teman, ayo terus punya hati untuk mau belajar. Zaman sekarang mah mau blajar apa aja gampang, di youtube banyak tutorial, mau nyari resep masakan or informasi apapun juga tinggal tanya Mr. google, it is so simple!
>> willing to be corrected and change
Teacheable heart juga berbicara tentang kesediaan untuk ditegur dan berubah. Pria-pria mendambakan wanita yang ‘gak cepet sensi’ kalo ditegur kesalahannya atau dievaluasi karakternya.   Bukan begitu pria-pria? ;p
Yang paling penting ketika kamu mencari pasangan hidup adalah PASTIKAN bahwa ia sudah LAHIR BARU dan cinta Tuhan sungguh-sungguh. Orang yang sudah ‘lahir baru’ punya potensi untuk bertumbuh menjadi seperti Kristus dan orang yang mencintai Tuhan akan punya gaya hidup takut akan Tuhan (membenci dosa dan mau taat sama Firman).
At the end, saya cuma mau encourage buat semua {termasuk saya} untuk  bukan cuma berusaha jadi wanita/pria yang ‘didambakan’ oleh lawan jenis tapi berusahalah menjadi dambaan Pengantin agung kita karena kita semua adalah ‘mempelai Kristus’. Kalo tujuan kita adalah mempersembahkan yang terbaik dari setiap bagian hidup kita untuk menjadi mempelaiNya yang berkenan, pastilah kita juga akan bisa jadi pasangan yang terbaik.  :)

Apakah boleh BER-PACAR-AN ?

Apakah boleh BER-PACAR-AN ?

Menurut kamus bahasa Indonesia, berpacaran dari kata PACAR yang artinya teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih.
Kalau Gitu kenapa tidak boleh punya pacar ? Bukankah Cinta Kasih itu baik ?
Selama Kasih itu dari Cinta yang BENAR tentu baik hubungan pacaran yang dibangun. Tapi kalau sebaliknya maka hasilnya tentu tidak baik dan tidak perlu dilakukan.
Apa itu Cinta yang BENAR dan Apa itu Cinta yang TIDAK BENAR ?
Cinta yang BENAR adalah Cinta yang menghendaki yang terbaik bagi pasangannya sekalipun harus mengorbankan diri sendiri, sedangkan
Cinta yang TIDAK BENAR adalah Cinta yang menghendaki yang terbaik bagi dirinya sendiri sekalipun harus mengorbankan orang lain termasuk pasangannya.
Tapi bagaimana cara membedakan aku punya Cinta yang BENAR atau TIDAK ?
Satu-satunya cara adalah dengan memeriksa diri apakah keinginan untuk berpacaran adalah keinginan pacaran seperti salah satu atau lebih dari gejala pacaran di bawah ini .
1. Pacaran yang menyingkirkan makna persahabatan dalam suatu hubungan
C.S. Lewis menjelaskan bahwa persahabatan adalah seperti dua orang yang berjalan berdampingan menuju suatu sasaran yang sama. Kepentingan yang sama membuat mereka bersama-sama. Pacaran seperti ini memiliki dasar pemikiran dalam bangun hubungan “saya tertarik kepadamu; oleh sebab itu, mari kita lebih saling mengenal”. Sebaliknya, dasar pemikiran persahabatan adalah, “Kita memiliki minat yang sama; jadi marilah kita menikmati kesamaan minat kita bersama-sama.” Jika daya tarik romantis terbentuk setelah mengembangkan suatu persahabatan, itu adalah bonus tambahan.
Keintiman tanpa komitmen adalah sesuatu yang memperdayakan. Komitmen terbentuk proses persahabatan. Keintiman tanpa persahabatan adalah sesuatu yang dangkal.
Suatu hubungan yang hanya didasarkan pada daya tarik fisik dan perasaan romantis hanya akan bertahan selama perasaan itu ada.
2. Pacaran yang cenderung menyamakan arti cinta dengan sentuhan fisik
Pacaran jenis ini menjadi korban arus budaya saat ini yang menganggap bahwa “LOVE = SEX”. Inilah tahapan pacaran jenis ini sebagai bukti dari pengaruh budaya tersebut.
Pacaran yang dilakukan bukan dengan tujuan untuk saling berkomitmen ( HTS = Hubungan Tanpa Status & TTM = Teman Tapi Mesra ) biasanya dimulai dengan daya tarik fisik atau non fisik (baik, perhatian, peduli dan sejenisnya). Sikap yang mendasari hubungan pacaran ini berasal dari penampilannya.
Selanjutnya, hubungan ini seringkali mengarah pada keintiman ( mis: saling curhat ). Karena pacaran jenis ini tidak menuntut komitmen, maka kedua insan ini terlihat membiarkan kebutuhan-kebutuhan dan gairah-gairah yang muncul di saat itu mengambil peran utama. Pasangan ini tidak saling memandang satu dengan yang lain sebagai calon pasangan hidup atau mempertimbangkan tanggung jawab untuk menikah. Sebaliknya, mereka memfokuskan diri pada tuntutan pada gairah yang muncul saat itu. Dan cara berpikir seperti itu, hubungan fisik pasangan ini dengan mudah akan jadi tujuan utama.
Keintiman fisik seolah-olah bisa membuat dua insan merasa dekat. Padahal sesungguhnya kedekatan mereka hanyalah karena menemukan adanya kesamaan kebutuhan yang mereka miliki saat itu, yaitu hawa nafsu, dan itu adalah DOSA.
3. Pacaran yang cenderung mengisolasi pasangan dari hubungan penting lainnya
Pacaran jenis ini mendorong dua insan saling memfokuskan diri satu dengan yang lain dan orang-orang lain di dalam dunia hanyalah sekedar latar belakang saja, padahal Amsal 15:22 jelas menuliskan “Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.” Menjadikan orang-orang lain hanya sekedar latar belakang artinya ruang untuk penasihat sudah ditutup. Jika kita membuat komitmen mengenai kehidupan hanya berdasarkan pengaruh dari satu hubungan, sangat besar kemungkinan kita akan membuat penilaian yang keliru.
Ketidakpedulian untuk mendefinisikan komitmen dalam hubungan pacaran akan langsung menyemplungkan diri ke dalam situasi yang bahaya.
Dalam Passion and Purity Elisabeth Elliot menyatakan, “Jika seorang pria tidak siap meminta seorang wanita untuk menjadi istrinya, apa haknya untuk menuntut perhatian khusus dari wanita itu ? Jika seorang wanita tidak diminta untuk menjadi istri seorang pria, mengapa wanita yang berpikiran sehat mau menjanjikan perhatian khusus kepada pria itu ?” Hiii…ngeri kan, kalau saat kita bubar-an dengan doi, eh..,ternyata kita baru sadar bahwa hubungan kita dengan teman-teman yang lain jadi rusak selama ini.
4. Pacaran yang cenderung mengalihkan perhatian dari tanggung jawab utama untuk mempersiapkan masa depan
Perhatian yang begitu besar dari pacaran jenis ini terhadap ‘CINTA’ (kenikmatan dalam keintiman) biasanya membuat kedua insan dengan mudahnya mengabaikan kewajiban-kewajiban di masa kini baik dalam hal pekerjaan maupun dalam tanggung jawab di keluarga dan pelayanan. Berbagai teguran, nasihat bahkan cemoohan baik secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi biasanya membayangi hubungan pacaran jenis ini karena hilangnya keteladanan yang selama ini telah dibangunnya.
5. Pacaran yang mengurangi rasa syukur dengan masa single yang dijalani
Allah memberikan kepada kita masa single – satu masa yang tak tertandingi di dalam kehidupan kita dalam banyak kesempatan untuk bertumbuh, belajar, dan melayani – dan seringkali dipandang sebagai suatu kesempatan untuk berhenti dari semuanya itu demi menemukan dan memelihara hubungan dengan pacar-pacar kita. Keindahan yang sesungguhnya dari masa single tidak dapat kita dapatkan dengan cara mengejar kisah cinta dengan orang yang kita inginkan. Kita menemukan keindahan sesungguhnya dengan cara menggunakan kebebasan kita untuk melayani Allah dengan bebas.
Pacaran jenis ini tidak akan membuat orang menikmati masa single yang indah, melainkan justru menyebabkan orang memfokuskan diri pada apa yang tidak mereka miliki.
6. Pacaran yang membuat tidak dapat menilai pasangan dengan wajar
Single yang sungguh-sungguh ingin mencari tahu apakah si doi adalah calon pasangan hidup yang tepat, harus kudu hati-hati deh dengan pacaran yang jenis ini, soalnya pasti rencana jadi gagal. Mengapa ? Sebab secara disadari atau tidak pacaran jenis ini akan menciptakan suatu dunia mimpi bagi dua insan yang sedang bermadu kasih. Akibatnya tentu yang dinilai dari si doi adalah sifat-sifat dan kebiasaan-kebiasaan yang bukan sebenarnya.
7. Pacaran yang menjadi tujuan dari semua hubungan yang dibangun
Ini adalah alasan dari pacaran jenis ini yang akan menjadi titik akhir dari hubungan yang dibangun selama ini. Karena rasa bahagia karena keintiman yang dibangun itu disebabkan oleh pengaruh hormon neutrophin dan hormon ini jumlahnya hanya terbatas. Seharusnya setelah hormone ini habis digantikan dengan hormon lain yang diproduksi seiring dengan komitmen yang dibangun dalam pernikahan.
Pacaran jenis ini hanya bertujuan menikmati sampai puas rasa bahagia dari hormon neutrophin, akibatnya jika hormon ini sudah habis padahal tidak ada rencana untuk komitmen masuk dalam pernikahan. Maka akan berakhirlah hubungan pacaran ini karena sudah tidak ada chemistry-nya lagi.

Berpacaran dengan cara yang benar !


Berpacaran dengan cara yang benar !
yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Efesus 4:22-24
Bukan masalah boleh atau tidaknya berpacaran, yang jadi masalah apa yang menjadi motivasi berpacaran dan bagaimana itu dilakukannya. Kalau kamu betul-betul serius ingin mengubah cara berpacaranmu atau memulainya dalam kebenaran, yuk...perhatikan kelima cara pandang di bawah ini yang akan mengubah motivasi dan caramu melakukan pacaran.
1. Bagi saya, setiap hubungan adalah kesempatan untuk meneladani kasih Kristus.
Teoritis banget....kedengarannya. Tapi memang, hanya kebenaran inilah yang akan memberikan dasar berpacaran dengan cara yang benar. Perhatikan contoh kasus di bawah ini:
Beti adalah seorang mahasiswi tingkat pertama yang ramah di sebuah universitas Kristen dan memiliki reputasi agak genit. Sayangnya, sebagian besar interaksinya dengan pria bersifat palsu – hubungan itu berfokus untuk menarik perhatian bagi dirinya sendiri dan mendapatkan reaksi dari siapapun yang saat itu disukainya. Beti menginvestasikan lebih banyak energi untuk membuat seorang pria menyukai dirinya daripada untuk memacu kekasihnya untuk bertumbuh imannya dalam Kristus.
Tetapi ketika Beti mengubah cara pandangnya dan menyadari bahwa persahabatannya dengan para pria merupakan kesempatan untuk mengasihi mereka sebagaimana yang dilakukan oleh Kristus, terjadi perubahan 180 derajat di dalam dirinya, dari kasih yang menggoda menjadi kasih Agape, yang memperlakukan para pria sebagai saudara laki-laki, bukan sebagai pacar yang potensial. Bukannya memandang dirinya sebagai pusat alam semesta di mana semua orang lain berputar mengelilingi dirinya, melainkan justru menolong orang lain menemukan pusat alam semesta yang sesungguhnya yaitu Yesus.
Kalau kita menjalani hidup dengan cara pandang ini, maka sesungguhnya kita sedang menyiapkan hati untuk terbiasa dengan Kasih Agape, kasih yang tidak egois, kasih yang akan sanggup mengikat seorang pria dengan wanita dalam pernikahan sampai akhir hayat mereka.
2. Bagi saya, masa lajang adalah karunia Allah
Ambillah kertas dan pulpen, buatlah daftar hal-hal positif apa saja yang hanya dapat dilakukan dengan leluasa dalam masa lajang dan akan menjadi sulit bahkan mustahil dilakukan setelah menikah. Kamu akan terkejut dengan banyaknya daftar yang dibuat.
Sebelum kita menyadari bahwa masa lajang kita adalah karunia Allah, maka kita akan terus kehilangan kesempatan-kesempatan luar biasa yang ada di dalamnya.
Bahkan mungkin saat ini kita dapat berpikir tentang sebuah kesempatan yang dapat kita raih jika kita melepaskan pola pikir tentang kencan. Sebagai seorang lajang, saat ini kita memiliki kebebasan untuk bereksplorasi, belajar dan menghadapi dunia. Tidak ada waktu lain di dalam hidup kita yang akan menawarkan lagi kesempatan-kesempatan tersebut.
3. Bagi saya, Saya tidak perlu mengejar hubungan percintaan sebelum saya siap untuk menikah.
Sukacita keintiman adalah upah dari sebuah komitmen.
Allah telah menciptakan kita semua dengan suatu hasrat untuk memiliki keintiman, dan Ia sendiri akan mengupayakan supaya kita dapat mengalaminya suatu kelak nanti. Ketika kita masih lajang, Allah tidak mengharapkan hasrat ini hilang, tetapi Ia meminta supaya kita sabar menantikan waktunya dan selama masa penantian ini, hasrat ini dapat disalurkan dengan hubungan intim yang dibangun dengan keluarga dan persaudaraan dalam Kristus.
Cinta akan Allah berikan seiring dengan gaya hidup membangun keintiman secara sehat dalam persaudaraan dalam Kristus, kapan waktunya cinta itu diberikan adalah rahasianya Allah.
Ini tidak berarti bahwa kita harus menikahi orang pertama di mana kita menemukan keduanya, yaitu cinta dan keintiman. Walaupun ada saja beberapa orang yang menikahi orang pertama dengan siapa mereka telah mengembangkan hubungan intim dan romantik, tapi sebagian besar pasangan yang dijumpai tidak mengikuti jalur ini.
Yang jadi masalah bagaimana kita dapat mengetahui bahwa orang tersebut adalah orang yang kelak akan kita nikahi? Bertanya kepada Tuhan? Tidak semudah itu, ternyata.
Kita butuh orang lain yang bisa dipercaya! Kita butuh seorang kakak yang pernah mengalami hal yang sama, yang telah menikah, yang memahami Kebenaran Firman Tuhan dan yang dapat menolong kita untuk tidak salah menentukan sikap.
Orang inilah yang bisa kita jumpai kalau mengikuti Bimbingan PraNikah (BPN) Abbalove.
Mengikuti Bimbingan PraNikah bukan berarti sudah harus memiliki pasangan yang sudah siap menikah, tapi di saat hati ini sedang bimbang dalam menentukan pilihan kita sudah dapat mengikuti konseling yang dilayani oleh para Pembina PraNikah Abbalove.
4. Bagi saya, saya tidak dapat “Memiliki” seseorang di luar pernikahan
Dalam pandangan Allah, dua orang yang menikah adalah menjadi satu kesatuan. Dan ketika kita terus bertambah dewasa, sering kali kita akan mengukir kesatuan yang berasal dari berbagi kehidupan dengan seseorang lawan jenis yang di luar konteks pernikahan. Satu hal yang kita boleh lupakan, bahwa sebelum kita siap untuk mengikat diri kita di dalam pernikahan, kita tidak memiliki hak untuk memperlakukan siapapun seolah-olah orang itu adalah milik kita.
Mintalah Allah menunjukkan kepada kita, apakah kita perlu mengevaluasi kembali hubungan khusus kita dengan seseorang yang sedang dibangun saat ini.
5. Bagi saya, saya akan menghindari situasi-situasi yang dapat membuat saya berkompromi dengan kesucian tubuh atau pikiran saya
Jessica, adalah seorang gadis yang sangat naif. Walaupun ia masih perawan dan telah berkomitmen untuk menyimpan seks hingga pernikahan, ia menempatkan dirinya dalam situasi-situasi yang memungkinkan terjadinya kompromi dengan pacarnya – mengerjakan tugas sekolah di rumahnya ketika ibunya pergi, berenang berdua, mengakhiri kencan mereka di mobil yang diparkir. Jika Jessica jujur, ia akan mengakui bahwa ia menyukai kenikmatan dari situasi-situasi tersebut. Ia merasa bahwa hal itu sangat romantik, dan hal itu memberikan kepadanya perasaan dapat mengendalikan pacarnya, yang, jujur saja, akan menuntut hubungan fisik yang semakin jauh.
Tetapi ketika Jessica mengambil sebuah sikap baru, ia melihat bahwa kekudusan adalah lebih dari sekedar mempertahankan keperawanan. Ketika ia secara jujur menguji hubungannya dengan pacaranya, ia menyadari bahwa ia telah membelok dari jalur kekudusan. Untuk kembali ke jalur yang benar, ia harus mengubah gaya hidupnya secara drastis. Pertama-tama ia memutuskan hubungan dengan pacarnya karena hubungan itu berfokus pada aspek fisik. Kemudian ia berjanji untuk menghindari situasi-situasi yang membuatnya bisa berkompromi terhadap dosa.
Di mana, kapan dan dengan siapa kita memilih untuk menghabiskan waktu kita akan mengungkapkan seberapa jauh komitmen kita terhadap kekudusan. Ujilah kecenderungan-kecenderungan ini. Jika benar adanya, pastikan bahwa kita tidak menempatkan diri lagi dalam situasi-situasi yang membuka celah pada godaan.

Ojo Males toh... (Andreas Dwi Chrisdiantoro_STTIA SURABAYA)

  OJO MALES...!!!

2 Samuel 20:5 
Lalu pergilah Amasa mengerahkan orang Yehuda, tetapi ia menunda-nunda tugas itu sampai melewati waktu yang ditetapkan raja baginya.

Amasa adalah contoh dari orang yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Sikap menunda-nunda akhirnya mendatangkan akibat fatal dalam hidup Amasa Kebiasaan menunda ialah masalah yang hampir dimiliki oleh setiap orang. Menunda ialah masalah yang rumit, karena melibatkan banyak sebab: rendahnya kendali diri, takut gagal, perfeksionis, merasa lemah-tak berdaya karena melihat masalah sebagai sesuatu yang besar dan tak mampu memecahnya menjadi bagian yang lebih kecil, dan takut bosan. Karena itu, tidak ada obat tunggal yang dapat mengobati semua masalah penundaan.
Sifat kebiasaan menunda bisa menjadi virus pencapaian target kita. Artikel ini akan mengajak kita semua untuk mengkonstruksi ulang cara-cara hidup kita, dan menatanya untuk lebih produktif lagi.

Ada 10 alasan mengapa orang memiliki kebiasaan menunda, yaitu : .
1. Takut salah
2. Belum tahu caranya
3. Takut dimarahi kalau salah
4. Tidak yakin kalau saya bisa kerjakan
5. Tidak suka pekerjaan atau kegiatan tersebut 
6. Tidak ada reward yang jelas 
7. Mau semuanya lengkap dulu, baru kerjakan
 8. Tidak ada yang kejar atau menagih.....ya...nanti dulu deh 
9. Bukan "gua banget nih" tugas ini  
10. Ada kegiatan lain yang menarik (misalnya games, sinetron, dll)

Leadership

 

  Servanthood Leadership

Tuhan Yesus berkata, “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu” (Matius 20:26-27).
Yesus mengajarkan kepemimpinan yang sejati. Bagi yang ingin didepan haruslah menjadi yang paling belakang. Yang ingin menjadi pemimpin haruslah menjadi hamba
Kebesaran dikaitkan-Nya dengan pelayanan, dan pemimpin dihubungkan dengan hamba. Kebesaran seorang pemimpin tidak terletak pada berapa banyak pengikutnya, tetapi berapa banyak orang yang dilayaninya. Keberhasilannya bukan diukur dari kedudukannya yang tinggi, melainkan integritasnya dalam mengabdi. Prinsip kepemimpinan yang didasarkan kehambaan sangat penting untuk dipraktekan didunia kerja. Kita tidak bisa memisahkan pelayanan di gereja dan dan di dunia kerja. Bahkan di dunia kerjapun kita harus melayani siapapun yang Tuhan temukan dengan kita.
Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan sejati dimulai dari dalam dan kemudian bergerak ke luar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin sejati dan diterima oleh para karyawan yang dipimpinnya.
Menurut Larry C. Spears (1995), mengacu pada pemikiran Greenleaf, terdapat karakteristik seorang pemimpin maupun calon pemimpin yang ditunjukkan dari sikap dan perilaku pemimpin tersebut, yang dipaparkan yaitu: "Tujuan paling utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongannya tetapi justru kepentingan kelompok yang dipimpinnya"
Bagaimana cara mempraktekkan "kepimpinan yang melayani" ditempat kerja? Saya menemukan minimal ada 20 tindakan yang bisa kita praktekan untuk melayani orang-orang yang kita pimpin. Namun didalam artikel ini, saya akan uraikan 7 cara melayani karyawan agar mereka bisa bekerja dengan produktif.
8 Cara Melayani Karyawan Anda
1. Menetapkan tujuan kerja dengan standar kerja yang jelas
o “Apakah anak buah tahu apa yang diharapkan dari Anda di tempat kerja?" Dengan kata lain: apakah anak buah Anda sudah jelas, untuk apa ia bekerja dan apakah ia memahami tujuan dari Anda sebagai atasan?
o Penetapan tujuan yang jelas dengan standar yang rinci, merupakan hal terpenting dalam manajemen kinerja yang efektif. Ketika dilakukan dengan baik, itu mengarahkan keterlibatan, moral dan produktivitas; ketika dilakukan buruk, hal itu dapat merusak semua usaha Anda untuk sukses.
.
2. Menyiapkan standar operasional prosedur kerja yang jelas dan rinci
* Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan suatu tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja perusahaan berdasarkan indikator-indikator teknis yang sangat jelas, baik bagi karyawan maupun atasan
* Tujuan SOP adalah menciptakan komitment mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja untuk mewujudkan target perusahaan .
* Dengan memiliki SOP yang jelas, akan memudahkan karyawan untuk mencapai target perusahaan. Dan juga akan mengurangi kesalah-fahaman dan konflik atasan karyawan

3. Selalu mengecek, apakah ada kebijakan dari Anda yang justru melambatkan kecepatan kerja anak buah Anda
* Atasan yang melayani karyawan adalah atasan yang selalu mendeteksi berbagai arus kerja maupun kebijakan perusahaan yang memperlambat karyawan untuk mencpaai target perusahaan
* Contohnya, seorang salesman setiap diminta diskon yang lebih besar oleh pelanggan, salesman harus menelpon Sales Supervisor di kantor untuk mendapatkan persetujuan

4. Memastikan bahwa Anda sudah meresponi dengan cepat pertanyaan-pertanyaan anak buah
* Coba intropeksi diri Anda, apakah setiap ada keputusan yang ditunggu oleh anak buah, apakah Anda sudah meresponi dalam waktu yang cepat?
* Bila jawabannya "Saya selalu memberi keputusan yang cepat", maka Anda sudah melayani anak buah untuk bekerja dengan baik

5. Membantu anak buah supaya bisa kerjasama dengan bagian lain dan menciptakan sinergi
* Bia ada anak buah yang sulit bekerjasama dengan orang lain, lakukan sesuatu, perbaiki situasinya, jadilah jembatan untuk kedua belah pihak, supaya mereka bisa kerja sama dengan baik
* Jangan lakukan proses pembiaran, dengan harapan mereka akan secara otomatis pulih hubungan kerjanya

6. Memastikan sarana dan fasilitas kerja anak buah Anda cukup mendukung mereka bekerja dengan baik
* Bila ada printer yang sudah lambat dan sering rusak, apa tindakan Anda?
* Bila ada mesin yang bolak-balik rusak dan harus direparasi, apa keputusan Anda?
* Bila koneksi internet Anda sudah super "lelet" dan sudah tidak sesuai dengan load kerja sekarang, apa tindakan Anda?
* Apakah Anda lakukan proses pembiaran, atau Anda segera ambil tindakan untuk perbaiki kondisi yang ada?
7. Memastikan lingkungan kerja cukup nyaman untuk bekerja dengan produktif
* Apakah ruang kerja staff Anda super sempit dan ruang kerja Anda seluas lapangan bola?
* Apakah anak buah bekerja harus sambil kipas-kipas, sedangkan Anda menikmati AC 2 Pk?
* Apakah ruang kerja karyawan Anda panas, pengap dan berdebu sedangkan ruang kerja Anda mewah bak istana?
* BIla jawabannya ya, berarti Anda harus tinjau ulang, apakah Anda sudah melayani kebutuhan anak buah Anda supayan bekerja nyaman?
8. Secara rutin siapkan waktu untuk mendengar berbagai kesulitan anak buah dan kemudian berikan pemecahan masalah dan solusi secepatnya. Turun ke lapangan, bukan perintah dari belakang meja saja
Tujuan turun ke lapangan :
* Berdialog dengan orang-orang
* Mendeteksi berbagai permasalahan di lapangan / operasional
* Mencarikan solusi yang cepat di tingkat operasional

SPORT


SPORT
 By : Andre


Kenangan bersama temen-temen maen Futsal:
Foto dari kiri:
Teris, Sroyer, Charles, Daniel
Dan yang paling depan adalah saya sendiri..
Seneng banget bisa maen ama temen-temen mahasiswa STTIA...
Waktu itu kami maen lawan Kaum Muda Lemah Putro (Duta Teruna-GPT Kristus Gembala)
.... Semangat ya temen-temen.......

 Keep Yoursmile...



Rabu, 23 Januari 2013

Eksposisi Matius 26:39


Eksposisi Matius 26:39
Oleh Andreas Dwi Chrisdiantoro_STTIA Surabaya

MATIUS 26:39
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya:
 "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (TB)




BAB I
PENDAHULUAN

Dalam perjalanan iman kita sebagai orang Kristen, seringkali diperhadapkan pada situasi yang sangat sulit, sehingga tidak tahu harus berbuat apa. Misalnya, baru saja merintis usaha yang baru. Di tengah perjalanan harus berhenti karena ditipu oleh rekan bisnis yang selama ini kita percayai. Suami baru saja keluar dari Rumah Sakit, sekarang gilirannya anak sakit dan harus dioperasi, sementara itu sudah tidak punya uang untuk membiayainya. Bingung rasanya. Tetapi, inilah sebuah kenyataan yang sering kita alami dalam realita hidup sehari-hari.
Dalam kondisi seperti ini, biasanya banyak orang yang bereaksi kepada Tuhan. Entah itu reaksinya positif atau negatif. Yang positif misalnya, menjadikan kondisi pahit yang sedang dialaminya untuk mengintrospeksi diri – memeriksa diri, mungkin ada maksud Tuhan yang belum dia mengerti. Tetapi yang negatif, dia akan protes Tuhan dan mempertanyakan eksistensi Tuhan. Apakah Tuhan itu ada? Apakah Tuhan itu mengasihi saya? Apakah Tuhan itu memperhatikan saya atau tidak? Lalu mulai menghitung jasa-jasanya di hadapan Allah. Saya sudah membayar perpuluhan. Saya sudah melayani Tuhan. Saya sudah berdoa dengan sungguh-sungguh. Saya sudah melakukan kehendak Allah dengan baik. Tetapi, mengapa semua ini menimpa hidup saya.
Namun, saat ini kita akan belajar dari Yesus. Yesus adalah Tuhan. Yesus adalah Allah. Yesus adalah Tuhan atas segalanya. Namun dalam rangka menjalankan misi Bapa di dunia ini, juga menghadapi masa-masa penuh pergumulan. Masa-masa penuh penderitaan.
Pergumulan di Getsemani adalah sebuah pergumulan yang sangat berat bagi Yesus. Pergumulan saat-saat terakhir menghadapi salib. Pergumulan untuk menanggung dosa dunia ini. Dia harus bergumul untuk kesalahan dan dosa umat manusia yang telah mengkhianati Allah.
Dalam menghadapi pergumulan itu, apakah yang Yesus lakukan? Alkitab mengatakan : Yesus Berdoa.[1]

  1. Latar Belakang Masalah
Injil Matius dan Injil Markus menempatkan awal pengkhianatan Yudas Iskariot setelah peristiwa pengurapan Yesus oleh Maria, saudara Lazarus, di rumah Simon si kusta, di kota Betania, 6 hari sebelum Paskah. Injil Yohanes mencatat bahwa Yudas Iskariot menggalang murid-murid Yesus untuk menunjukkan rasa tidak senang, bahwa minyak narwastu yang mahal itu dibuang percuma untuk mengurapi kepala dan kaki Yesus Kristus. Hal itu dikatakannya bukan karena Yudas memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Yesus menegurnya bahwa pengurapan ini untuk mempersiapkan penguburan-Nya, sehingga kemungkinan Yudas menjadi marah tersinggung dan juga kecewa karena Yesus tidak berniat untuk memberontak terhadap orang Romawi, melainkan malah bersiap untuk mati.
Karena itu masuklah Iblis ke dalam Yudas, dan pergilah ia kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka. Yudas berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya, 30 uang perak. Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus tanpa setahu orang banyak. 

  1. Latar Belakang Ayat
2.1  Kitab
Injil Matius adalah satu di antara empat Injil Perjanjian Baru (PB). Injil secara tradisi disalin dalam urutan dengan Matius terlebih dulu, disusul dengan Markus, Lukas dan Yohanes. Bersama-sama Injil Markus dan Lukas, Injil ini digolongkan Injil sinoptis.
Kitab Matius mempunyai amanat tentang "Kabar Baik" (injil; bahasa Inggris: gospel) bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan, ini dapat terlihat melalui contoh Doa Bapa Kami. Melalui Kerajaan Allah inilah Yesus Kristus akan memulihkan kondisi Bumi dan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, hal inilah yang akan menjadi kesaksian bagi semua bangsa, barulah akhir sistem dunia ini berakhir. Melalui Yesus itulah Tuhan menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.

2.2  Penulis
Kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M menyatakan bahwa injil ini ditulis oleh Matius.[2]  Dia anak Alfeus (Mat.9:9, 10:3, Mrk.2:14). Dia disebut “pemungut cukai” (Yun, “Telones”). Matius penulis Injil ini dianggap sama dengan Matius pemungut cukai, yang bertobat lalu mengikuti Yesus.[3]  Dalam Injil Markus dan Injil Lukas, Matius pemungut cukai ini disebut Lewi.[4] Meskipun ada yang menduga ditulis oleh Matius lain yang hidup 80 tahun setelah Yesus wafat. Namun, penemuan naskah papirus yang sekarang disimpan di Magdalen College, Oxford, Inggris, menunjukkan bahwa Injil Matius ini sudah selesai ditulis sebelum tahun 66 M.[5]

2.3  Tujuan
Matius menulis Injil ini:
1.      Untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus,
2.      Untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang dinubuatkan oleh nabi-nabi Perjanjian Lama, yang sudah lama dinantikan, dan
3.      Untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa:
1.      Hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis (yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi).
2.      Hanya pada akhir zaman, Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.



BAB II
MATIUS 26:39
(Lukas 22:41-46; Markus 14:34-36)
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (TB)
 BIS
(Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Sekali lagi Yesus pergi berdoa, kata-Nya, "Bapa, kalau penderitaan ini harus Aku alami, dan tidak dapat dijauhkan, biarlah kemauan Bapa yang jadi."
TL
(Terjemahan Lama)
Maka berjalanlah Ia ke hadapan sedikit, lalu sujudlah Ia berdoa, kata-Nya, "Ya Bapa-Ku, jikalau boleh, biarlah kiranya cawan ini lepas daripada-Ku; tetapi di dalam itu pun bukannya kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu juga."
NIV
(New International Version)
He went away a second time and prayed, "My Father, if it is not possible for this cup to be taken away unless I drink it, may your will be done."
NKJV
(New King James Version)
He went a little farther and fell on His face, and prayed, saying, "O My Father, if it is possible, let this cup pass from Me; nevertheless, not as I will, but as You will."
BGT (Greek LXX)
pa/lin ejk deute/rou ajpelqwVn proshuvcato levgwn. Pavter mou, eij ouj dunatai tou=to parelqei=n ejaVn mhV aujtoV pivw, genhqhvtw toV qevlhmav sou.
         Sumber: Bibleworks 7 (software/program).


2.1 ANALISIS KONTEKS
Yesus dan murid-murid-Nya pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya (Yoh. 18:1). Tempat itu bernama Getsemani[6]  (Mat.26:36; Mrk. 14:32).
2.1.1        Yesus Berdoa tiga Kali
Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang, sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang membawa senjata (pedang dan pentung) lengkap dengan lentera dan suluh, disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi dan tua-tua bangsa Yahudi. Yudas berjalan di depan mereka.
Yudas mendekati Yesus untuk mencium-Nya. Yudas yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia. Maka kata Yesus kepadanya: "Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?" (Matius mencatat: "Hai teman, untuk itukah engkau datang?").
2.1.2        Ciuman Yudas
Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang, sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang membawa senjata (pedang dan pentung) lengkap dengan lentera dan suluh, disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi dan tua-tua bangsa Yahudi. Yudas berjalan di depan mereka.
Yudas mendekati Yesus untuk mencium-Nya. Yudas yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia. Maka kata Yesus kepadanya: "Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?" (Matius mencatat: "Hai teman, untuk itukah engkau datang?"

2.1.3        Murid-murid melarikan diri
Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri  Mat. 26:56; Mrk.14:50; Luk. 22:51). Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya, tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang (Mrk. 14:51-52).

2.1.4        Yesus ditangkap
Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar (Yoh. 18:12-13).

2.2 ANALISIS KATA
2.2.1 Maka Ia maju sedikit.(TB)
Yesus menyingkir dari mereka. Jiwa yang sangat berduka merasa terhibur bila dia hanya berdua dengan Allah, yang mengerti setiap rintihan dan ratap tangis.[7] Di sini Yesus mengajarkan bahwa doa pribadi pula, tanpa diketahui orang lain.
 2.2.2  Ia….sujud
Ungkapan ini berasal dari arti harafiah ”Ia jatuh pada muka-Nya”, yaitu Ia jatuh dengan muka mencium tanah. Namun arti harafiah ini bisa menimbulkan kesan jatuh secara tidak sengaja. Padahal yang dimaksudkannya adalah posisi berdoa dengan sungguh-sungguh (Lihat Kej.17:3, 17; Bil.14:5; 16:4; Yos.7:6). Beberapa terjemahan menuliskan “menelungkupkan diri ke tanah untuk berdoa”.
Sikap tubuh-Nya waktu berdoa. Dia sujud. Posisi-Nya yang tersungkur menandakan:
  1. Penderitaan yang Ia rasakan dan kesedihan-Nya yang amat sangat. Ayub, dalam kesengsaraannya, jatuh tersungkur ke tanah. Ayub, dalam kesengsaraannya, jatuh tersungkur ke tanah. Kegentaran juga ditunjukkan dengan menggulingkan diri dalam debu (Mi.1:10).
  2. Kerendahan hati-Nya ketika berdoa. Sikap tubuh ini menunjukkan eulabeia-rasa takut yang disertai rasa hormat terhadap Allah (yang disinggung dalam Ibr.5:7), saat Dia mempersembahkan doa, yaitu dalam keadaan-Nya yang terhina, di mana Ia pun menyesuaikan diri terhadap keadaan itu.

2.2.3 Ya Bapa-Ku
Matius menuliskan doa Yesus dalam kalimat langsung. Ya Bapa-Ku mengingatkan pada sapaan “Bapa Kami” dalam Doa Bapa Kami (6:9).
Setebal apapun awan yang menghalangi, Dia tetap bisa melihat Allah sebagai Bapa, Perhatikan, dalam segala sebutan kita untuk Allah, kita harus melihat-Nya sebagai Bapa, Bapa kita sendiri. Hal ini terutama paling memberi penghiburan ketika dilakukan saat kita sedang menderita. Sebutan Bapa-Ku terdengar seperti alunan senar harpa yang merdu di saat-saat seperti itu. Ke manakah si anak harus mengadu saat ia sedang bersedih hati, selain kepada bapanya????

2.2.4 Jikalau sekiranya mungkin
Ungkapan ini dapat juga diterjemahkan “kalau boleh” dalam beberapa bahasa. Namun sering kali ungkapan itu perlu diubah menjadi anak kalimat aktif dengan menyebutkan Allah sebagai pelakunya, misalnya “kalau Bapa bersedia melakukannya”, “kalau Bapa mengijinkan”.[8]
Dia menyebutkan penderitaan-Nya itu seperti cawan. Dia meminta supaya cawan itu lalu dari pada-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa Dia tentu benar-benar seorang manusia dan sebagai seorang manusia Dia tentu saja tidak menyukai rasa sakit dan derita. Ia benar-benar dipilih dari antara manusia (Ibr.5:1) dan turut merasakan kelemahan kita (Ibr.4:15).[9]

2.2.5 Cawan ini
Terjemahan harafiah cawan ini (bnd. Mat.20:22) dalam terjemahan tertentu dituliskan “cawan penderitaan ini”. Dalam PL, cawan atau piala kadang-kadang dipakai sebagai lambang penghukuman dan pembalasan (Yes.51:17; Yer.49:12; Yeh.23:32). Namun di sini kata itu dipakai untuk penderitaan, yang diungkapkan dengan jelas dalam beberapa terjemahan modern. Beberapa terjemahan lainnya menghilangkan kiasan-kiasan dan menuliskan “penderitaan ini” contohnya: penderitaan yang Aku harus alami ini (BIMK/BIS), “siksaan pahit ini” atau “cobaan berat ini”.
Biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku: ungkapan ini bisa agak lebih harafiah kalau diterjemahkan sebagai “izinkanlah agar cawan penderitaan ini lepas dari-Ku”, atau “izinkan Aku untuk tidak harus mengambil cawan penderitaan ini”. Contoh lain dalam bentuk permintaan atau seruan, misalnya “tolong, ambillah cawan penderitaan ini”, atau “biarkan Aku terhindar dari keharusan mengalami penderitaan ini”.
2.2.6 Tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan…
Ungkapan ini diterjemahkan dari kata-kata yang secara harafiah berarti “tetapi jangan seperti Aku inginkan/ kehendaki, melainkan seperti Engkau (inginkan/ kehendaki)”. Ini bisa diterjemahkan menjadi misalnya “tetapi hal yang akan terjadi janganlah dengan cara Aku inginkan”. BIMK menuliskan dengan lebih singkat, tetapi jangan menurut kemauan-Ku.
Sikap-Nya benar-benar berserah untuk melakukan kehendak Allah. Bukan berarti bahwa kehendak manusia yang ada dalam diri Kristus berlawanan dengan kehendak sorgawi. Dan alasan mengapa Kristus berserah untuk menjalani penderitaan-Nya, adalah demi melaksanakan kehendak Bapa-Nya, seperti yang Engkau kehendaki (ay.39).

2.2.7 Melainkan seperti yang Engkau kehendaki
Bagian kalimat ini dalam BIMK dituliskan melainkan menurut kemauan Bapa saja. Suatu terjemahan lain membalikkan urutan kedua anak kalimat itu, menjadi ”Tetapi yang seharusnya terjadi adalah yang Bapa inginkan, bukan yang Aku inginkan”.
            Dia mengucapkan doa-Nya yang sama (ton  auton  logon/kata yang sama) untuk ketiga kalinya. Wajar jika kita berpikir bahwa bukan itu saja yang dikatakan-Nya dalam doa-Nya malam itu, karena dalam ayat 40 dapat dilihat bahwa Dia terus berjuang dalam derita-nya dan berdoa selama satu jam. Akan tetapi, apapun itu yang di doakan-Nya, pastilah berkaitan dengan permohonan-Nya supaya dilalukan dari penderitaan yang sedang menjelang, namun Ia tetap berserah pada kehendak allah dalam penderitaan itu, tanpa terkekang dengan apapun ungkapan yang Ia pakai untuk menyatakan hal itu.                               



 BAB III
KESIMPULAN

Pertama, Doa Sumber Kekuatan Menghadapi Masa Sulit (Matius 26:36-38)
Yesus memberikan teladan yang sangat baik bagi kita. Ternyata masalah bukanlah untuk dihindari, tetapi untuk diselesaikan. Dan, cara penyelesaiannyapun harus benar. Yesus tidak menghindar dari kenyataan yang ada. Yesus tidak menghindar dari kehendak Bapa atas diri-Nya.
Banyak orang berpikir bahwa doa adalah sesuatu yang sia-sia. Sesuatu yang tidak ada gunanya. Bahkan mungkin ada yang berpikir bahwa doa adalah kerjanya orang-orang nganggur. Atau, kerjanya orang-orang tua yang tidak mempunyai kegiatan. Untuk mengisi waktu lowong maka dia berdoa. Benarkah demikian?
Yesus memberi teladan, bahwa doa bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Kalau doa sesuatu yang sia-sia, sangat tidak mungkin Yesus berdoa. Kalau doa sesuatu yang sia-sia, tidak mungkin Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami.
Ketika Yesus berada dalam pergumulan berat, Dia berdoa kepada Bapa di Surga. Ada orang yang berpendapat bahwa kekuatan dan kemenangan Yesus menghadapi penderitaan berawal dari doanya di Getsemani. Saya setuju dengan pendapat itu. Mengapa ? Karena Kitab Suci mengatakan :
Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. (Mazmur 145:18)
Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya (Mazmur 34:19)

Kedua, Doa Tidak Memaksakan Kehendak Kepada Bapa (Matius 26:39-40) 
Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa Allah memiliki kewajiban untuk menjawab dengan cara yang kita inginkan atau hanya karena banyak orang yang berdoa. Ketika Anak Allah, Yesus Kristus Tuhan menderita di Getsemani, Dia mengajukan permohonan dengan penyerahan yang rendah hati kepada Bapa-Nya dan berkata:...”jadilah kehendak-Mu (Matius 26:42)”.
Prinsip doa di Getsemani itu harus mendominasi doa-doa kita. Kehendak Bapa selalu mengandung kasih dan hikmat yang tidak terbatas. Oleh karena itu, daripada memaksa Allah karena mengira bahwa Dia wajib menjawab doa yang kita kehendaki, seharusnya kita sebagai anak-anak yang percaya kepada-Nya dengan senang hati menyerahkan semua keinginan kita kepada-Nya. Apapun yang Dia anugerahkan akan terbukti menjadi berkat terbaik dalam hidup kita.

Ketiga, Semangat Doa Tidak Terpengaruh Keadaan.
Dalam masa-masa penuh pergumulan, biasanya kita sangat membutuhkan teman yang dapat menopang kita dalam pergumulan yang sedang dihadapi. Hal ini tentunya sangat baik dan diperlukan. Di antara saudara-saudara seiman kita sering mendengarkan kata-kata seperti ini. “Doakan saya ya, saya sedang berada dalam masalah yang berat”. Namun masalahnya, jika tidak ada yang mendukung bagaimana?
Tuhan Yesus dalam pergumulan di Getsemani mengalami kesendirian juga. Memang Dia membawa murid-murid-Nya, Petrus, Yakobus dan Yohanes, namun tidak bisa berjuang bersama Dia karena rasa ngantuk yang menyerang. Murid-murid malah tertidur (39, 42, 44). Murid-murid seharusnya mendukung sang Guru yang sedang bergumul. Tetapi kenyataannya mereka membiarkanNya seorang diri.
Namun, apakah Yesus patah semangat? Ternyata, tidak! 


 BAB IV
APLIKASI

Bagaimana dengan perjuangan doa kita selama ini ?
  • Apakah kita selalu mencari Tuhan tatkala kesulitan besar menindih hidup ini?
  • Apakah kita selalu berdoa dengan rendah hati dan tidak memaksakan kehendak kepada Bapa?
  • Apakah doa kita tidak terpengaruh dengan kondisi buruk yang kita alami dan berada di sekitar kita?

Mari kita belajar untuk senantiasa ingat apa yang dialami Yesus di Taman Getsemani ketika masalah itu datang. Kita harus tetap percaya bahwa ada Tuhan yang memperdulikan kita dan menolong kita di saat kesesakan itu datang (problema). Tetaplah untuk senantiasa berdoa kepada-Nya dan bersyukur kepada Tuhan di saat suka maupun duka. Ketika kita menderita, perhatikan. Mungkin itulah saat dimana kita berada paling dekat dengan Tuhan. Kita harus semakin mendekat kepada Tuhan dan tergantung pada-Nya.
Kita juga harus semakin merendahkan diri di hadapan Tuhan. Sebagian besar doa-doa kita adalah daftar doa untuk pemenuhan kebutuhan dan bukan doa yang membutuhkan Tuhan. Sekarang kita harus mengubah paradigma kita dalam setiap permohonan doa. Biarkan kehendak Tuhan yang jadi dan bukan kehendak kita/kemauan kita. Terkadang kita terlalu egois dalam berdoa. Tidak mau mengerti apa yang Tuhan mau/ rindukan dalam setiap doa-doa permohonan kita.
Berdoa dengan tanpa dipengaruhi oleh keadaan adalah sangat baik. Walaupun tidak ada yang mendukung kita dalam menghadapi masalah tersebut. Tetaplah kita senantiasa tetap berdoa dan berserah kepada Tuhan. Dialah Tuhan yang mengerti dan sanggup membuka jalan setiap pergumulan dan yang akan menolong kita yang berharap pada-Nya. Kita harus senantiasa bersyukur..


DAFTAR PUSTAKA

Bibleworks 7 (software/program).
Douglas, J.D. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini-Jilid 1-2. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih. 2008.
Guthrie, Donald. Pengantar Perjanjian Baru. Surabaya: Momentum. 2008.
Guthrie, Donald. Tafsiran Alkitab Masa Kini-Jilid 3. Jakarta: Yayasan Komunikasi  Bina Kasih. 2006.
Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2006.
Henry, Matthew. Injil Matius 15-28. Surabaya: Momentum. 2008.
http://id.wikipedia.org
http://newsletters.cephasministry.com/papyrus6.99.htm
http://www.ppa.or.id
http://www.sabda.org
LAI. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. 2011.
MacArthur, Jr. Jesus’ Pattern of Prayer. Chicago: Moody. 1981.
Newman, Dr. Barclay. Pedoman Penafsiran Alkitab: Injil Matius-Edisi Kedua. Jakarta: LAI. 2008.
Tenney, Merril C. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas. 2003.
Tulluan, Rev. Ollo. Introduksi Perjanjian Baru. Malang: YPPI. 2008.


[1] Dalam bahasa Yunani, kata berdoa adalah proseuvxomai (prosefkhomai). Ini berasal dari dua kata yaitu provs  (pros) dan  eujvxomai (efkhomai). Pros adalah kata depan atau preposisi yang berguna untuk menekankan intensitas dari kata yang mengikutinya sekaligus menunjuk kepada arah ke depan. Sedangkan efkhomai berarti “harapan” atau “kehendak”. Secara etimologi kata berdoa berarti “harapan dan keinginan yang kuat ke depan,” atau “harapan dan keinginan yang sangat kuat untuk mendatang.”
Definisi doa adalah hubungan persekutuan dengan Allah, atau lebih tepatnya Doa adalah komunikasi pribadi dengan Allah. Menurut KBBI adalah permohonan, harapan, permintaan, pujian kepada Tuhan.
[2] http://id.wikipedia.org
[3] Bdk. Mat 10: 2-4; Mrk 3: 16-19; Luk 6:13-16; Kis 1:13
[4] Bdk. Mat 9:9
[5] http://newsletters.cephasministry.com/papyrus6.99.htm
[6] Tempat di mana Yesus membawa para murid untuk berdoa sebelum Yesus ditangkap, dalam bahasa Yunani ditulis Geqshmani - Gethsêmani. Kata ini padanan bahasa Aram Gath-Šmânê, pemerasan minyak atau tempat minyak (maksudnya minyak zaitun).
[7] Pernyataan Calvin berikut ini perlu diingat: “Alangkah baiknya bila kita menyendiri untuk berdoa, karena jiwa yang setia dapat mengungkapkan segala permohonan, ratapan, kekuatiran, ketakutan, harapan, dan sukacita dengan cara yang sederhana dan intim ke hadapan Allah.
[8] Lihat LAI. Pedoman Penafsiran Alkitab. Jakarta: LAI. 2008. Hal.822.
[9] Bahkan dalam Luk.22:44, tentang peluh yang seperti titik-titik darah, menurut Dr. Frederick Zugibe (Kepala Penguji Medis dari Rockland County, New York) kondisi ini luas diketahui, dan telah banyak kasus seperti ini. Istilah klinisnya adalah "hematohidrosis." "Sekitar kelenjar keringat, ada banyak pembuluh darah berbentuk seperti jaring." Di bawah tekanan yang besar pembuluh - pembuluh tersebut menyusut. Kemudian saat kegelisahan berlalu "pembuluh darah mengembang sampai mencapai ambang pecah. Darah mengalir masuk ke kelenjar keringat." Sementara kelenjar keringat menghasilkan banyak keringat, darah terdorong ke permukaan kulit - keluar sebagai tetesan darah.